Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Sebut Rupiah Melemah Karena Banyaknya Impor

Kompas.com - 14/08/2018, 09:45 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden (cawapres) yang diusung Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Demokrat Sandiaga Uno menilai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) disebabkan banyaknya barang impor yang masuk ke Indonesia.

Hal itu disampaikan Sandi saat ditanyai komentarnya mengenai nilai tukar rupiah yang terus menurun kala berkunjung ke Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Senin (13/8/2018) malam.

"Karena sekarang ini banyak sekali kebijakan kita yang mengarahkan pemenuhan kebutuhan itu melalui impor," kata Sandiaga.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Perkasa, Rupiah Justru Nelangsa

Ia berjanji, jika nanti menang Pilpres, akan mengupayakan pemenuhan kebutuhan ekonomi dengan produk dalam negeri. Sehingga, dengan kebijakan tersebut, diharapkan nilai tukar rupiah tidak melemah.

Sandiaga maju sebagai cawapres berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. 

Sandiaga melanjutkan, melemahnya nilai tukar rupiah saat ini mengakibatkan meningkatnya harga bahan pangan yang diimpor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Beberapa di antaranya ialah daging ayam potong dan telur.

"Ini yang harus kita sampaikan kepada masyarakat bahwa keinginan kami, Pak Prabowo dan saya untuk melakukan satu perbaikan kebijakan ekonomi yang lebih berpihak kepada emak-emak, kepada ibu-ibu, yang mengeluh karena harga bahan pokoknya meningkat," lanjut Sandiaga.

Diketahui, per 13 Agustus, nilI tukar rupiah mengalami penurunan hingga Rp 14.600 per dolar AS.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah mewaspadai nilai tukar rupiah yang tengah anjlok tersebut. 

Menurut dia, pelemahan rupiah ini berasal dari dua sentimen, yakni global dan domestik.

“Kita tetap perlu hati-hati karena lingkungan yang kita hadapi sangat berbeda sekali dengan tahun 2015,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (13/8/2018).

Baca juga: Sri Mulyani: Pemerintah Waspadai Pelemahan Rupiah

Ia mengatakan, di tahun 2015, dari sisi domestik memang current account deficit (CAD) lebih besar yakni dia atas 4 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Sebagai perbandingan, CAD di kuartal II 2018 lalu tercatat 3 persen dari PDB. Namun bedanya, di tahun 2015, quantitative easing masih diterapkan dan kenaikan suku bunga belum dilakukan.

Kompas TV Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyatakan belum menerima surat pengunduran diri Sandiaga Uno dari posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com