Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanggup Tangani Korban Bencana Lombok, Pemerintah Belum Minta Bantuan Negara Lain

Kompas.com - 07/08/2018, 21:52 WIB
Devina Halim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia belum meminta bantuan kemanusiaan kepada negara lain untuk korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, pemerintah memiliki sumber daya yang cukup untuk menangani bencana ini.

"Untuk penanganan gempa Lombok, sampai saat ini pemerintah Indonesia tidak atau belum menyampaikan permintaan bantuan internasional," ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018).

"Kami (pemerintah) sanggup untuk menangani dampak gempa ini, bahkan sampai recovery nanti, baik personel, pendanaan, material, semuanya cukup," kata dia.

Baca juga: BNPB Prediksi Kerugian Akibat 2 Gempa Lombok Capai Rp 1 Triliun

Namun, pemerintah terbuka jika ada negara tetangga yang ingin mengirimkan bantuan.

Sampai saat ini, pemerintah sudah mendapatkan tawaran bantuan dari Australia, Singapura, dan Malaysia sebagai bentuk solidaritas kepada Pemerintah Indonesia.

Akan tetapi, negara yang ingin mengirimkan bantuan harus memenuhi prosedur dan ketentuan yang berlaku. Pengelolaan bantuan tersebut nantinya akan menjadi tanggung jawab Kementerian Luar Negeri dan BNPB.

"Bantuannya nanti akan kami berikan jenis-jenisnya, tidak sembarang bantuan kita terima, tetapi yang diperlukan masyarakat yang terkena dampak gempa di Lombok," ujar Sutopo.

Untuk saat ini, bantuan logistik masih terus dikirimkan kepada korban di Lombok.

Namun, Sutopo menyebutkan jumlah bantuan masih belum sebanding dengan banyaknya korban dan pengungsi.

Ditambah lagi dengan akses yang terbatas serta banyaknya fasilitas umum yang rusak membuat masalah pemberian bantuan semakin runyam.

Baca juga: Indonesia Rawan Bencana, Pelajari Buku Saku dari BNPB

Sutopo menyebutkan, korban terdampak bencana masih membutuhkan banyak bantuan, terutama terkait kebutuhan sehari-hari.

"Masyarakat sampai sekarang masih memerlukan bantuan, kebutuhan-kebutuhan mendasar artinya makanan siap saji, air mineral, air bersih, layanan kesehatan, baik tenaga medisnya, dan obat-obatan," ujar Sutopo.

"Mereka juga memerlukan tenda, terpal, selimut, pakaian, makanan untuk anak-anak, makanan tambahan gizi," tuturnya.

Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 7 mengguncang NTB, Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB. Gempa bumi tersebut terasa hingga ke Bali dan Nusa Tenggara Timur.

Sampai dengan siang ini, bencana tersebut diketahui telah menelan 105 korban jiwa. Selain itu, terdapat 236 orang luka-luka dan ribuan orang yang masih mengungsi.

Sutopo memprediksi jumlah tersebut akan terus bertambah sebab proses evakuasi masih terus dilaksanakan.

Kompas TV Gempa yang terjadi di Lombok akibat bergesernya sesar aktif patahan Lombok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com