Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usung AHY Sebagai Cawapres, Demokrat Bantah Hadang Kader Potensial Lain

Kompas.com - 12/07/2018, 19:57 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo membantah bahwa keputusan partainya mengajukan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon wakil presiden berarti menutup kader lain yang hendak maju pada pemilihan presiden 2019 mendatang.

"Enggak, enggak, enggak. Kami sudah memberikan kesempatan kepada semua kader untuk mendapatkan elektabilitas di internal dan faktanya berdasarkan amanah kader kami, yang paling tinggi (elektabilitasnya) memang Mas AHY," ujar Roy saat dijumpai di bilangan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/7/2018).

Roy mengakui, selain AHY, internalnya juga mengusulkan Soekarwo dan Tuan Guru Bajang Zainul Madji untuk diusulkan menjadi Cawapres 2019. Namun, persentasenya masih di bawah AHY.

Baca juga: Ruhut: AHY Mimpi Mau Jadi Presiden, Jadi Menteri Saja Syukur

Menurut mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu, mekanisme pemilihan siapa yang akan dimajukan pada Pilpres pada Demokrat memang terlebih dahulu didasarkan pada keinginan dari struktur partai.

"Seperti waktu dulu kami mengadakan Konvensi Partai Demokrat. Anies Baswedan ikut di dalam konvensi. Tapi kan waktu itu akhirnya tidak mencapai angka signifikan untuk menyaingi kandidat yang muncul, ya kami realistis," ujar Roy.

Menurut Roy, sosok AHY bukan sesuatu yang negatif. Buktinya, survei sejumlah lembaga menunjukkan bahwa AHY adalah salah satu nama yang elektabilitasnya tertinggi untuk menjadi cawapres.

Baca juga: Roy Suryo: AHY Tidak Akan Dipaksakan Partai Demokrat...

"Tapi kami realistis ya, Mas AHY mungkin bukan untuk capres, tapi untuk cawapres. Karena survei sejumlah lembaga tinggi sekali. Kalau untuk capres pastilah kita tahu diri dengan partai yang punya suara hanya 10-an persen," ujar Roy.

Ia juga membantah bahwa dukungan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Madji kepada Joko Widodo adalah bentuk perlawanannya karena Demokrat lebih memilih mengusung AHY.

"Enggak begitu. Itu wajar ya Pak TGB melakukan itu (mendukung Jokowi) karena dia itu Gubernur NTB. Karena Presiden sekarang kan Pak Jokowi. Sama ketika Mas Ganjar Pranowo dulu. Ketika ada acara kenegaraan, bos dia adalah Presiden SBY. Tapi kalau acara partai politik, ya bos dia Ibu Megawati," ujar Roy.


Kompas TV Partai Demokrat menyambut baik penyebutan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai salah satu nama cawapres yang dilirik Prabowo Subianto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com