JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti pesimistis jika wacana pencalonan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden berhasil di Pilpres 2019.
Ray berkaca pada berbagai survei yang menyatakan elektabilitas Anies masih kecil dibandingkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Ia menilai sosok Anies lebih layak menjadi cawapres Prabowo. Sebab, Ray melihat Prabowo sendiri masih cukup bersinar di mata sebagian masyarakat.
Baca juga: Gerindra: Kalau Ingin Calonkan Anies-Aher, Silakan Cari Parpol Pengusung
"Kalau faktanya dari survei-survei (Prabowo) itu masih tinggi. Anies sendiri kalau di survei-survei sekitar 5 persen, kalau ada (nama) Prabowo di dalamnya (survei) loh ya. Kecuali survei untuk cawapres," kata Ray kepada Kompas.com, Selasa (10/7/2018).
Ia juga menilai Anies tak memiliki kekuatan yang cukup besar untuk mendongkrak dukungan terhadap partai oposisi pada Pemilu 2019 nanti. Ray berkaca pada sikap Gerindra yang cenderung bergeming menanggapi wacana Anies jadi capres.
"Makanya kan Prabowo sama Gerindra kurang semangat dengan itu (wacana Anies jadi capres). Anies juga enggak punya kekuatan dukungan massa yang cukup juga," kata dia.
Baca juga: PKS Wacanakan Anies Jadi Capres, Gerindra Bisa-bisa Cari Koalisi Lain
Di sisi lain, Ray juga memandang wacana PKS mendukung Anies sebagai calon presiden dinilai bisa membuat Gerindra membentuk koalisi lain dan mengabaikan PKS.
"Kalau dari perspektif Gerindra, menurut saya tidak besar ya prospeknya. Nah, kecuali untuk cawapres. Jadi kesannya (Gerindra) tetap Prabowo atau tidak sama sekali, gitu loh. Jadi kalau PKS keberatan dengan Prabowo, Gerindra justru akan cari koalisi yang lain," kata Ray.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan, partainya menerima bila Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dipasangkan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam pemilu presiden mendatang.
Baca juga: PKS Setuju jika Anies Dipasangkan dengan Prabowo
Syaratnya, menurut Mardani, keputusan tersebut harus diambil dalam forum musyawarah bersama partai calon mitra koalisi.
"Iya, selama itu keputusan musyawarah," ujar Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (9/7/2018), seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Baca juga: Anies Selesaikan Dulu Saja Urusan di DKI, Kenapa Buru-buru Nyapres?
Mardani mengatakan, kemungkinan nama Anies dipilih sangat tergantung kesepakatan Gerindra, PKS, dan PAN.
Sebab, jika berdasarkan suara terbanyak pemilu, peluang yang paling besar untuk diusung partai mitra koalisi adalah Prabowo dari Gerindra, lalu Zulkifli Hasan dari PAN, dan kemudian calon dari PKS.