Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Gerindra: Kekuatan Oposisi Masih Akan Terus Berkembang...

Kompas.com - 04/07/2018, 19:46 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Gerindra Wihadi Wiyanto mengatakan Pilkada 2018 menunjukkan bahwa kekuatan oposisi dan poros ketiga semakin berkembang. Ini sangat penting bagi oposisi untuk memenangkan pemilu presiden 2019.

"Iya, kekuatan oposisi berkembang dan masih akan terus berkembang. Kekuatan poros ketiga ini juga terus berkembang," ujar Wihadi dalam acara diskusi di bilangan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2018).

Pilkada Jawa Barat sebagai lumbung suara terbanyak, misalnya. Meskipun Gerindra boleh dibilang terlambat mengusung Sudrajat-Ahmad Syaikhu, apalagi elektabilitas menurut hasil survei rendah, namun nyatanya pasangan bertajuk 'Asyik' itu mampu menempati urutan kedua perolehan suara terbanyak versi hitung cepat.

"Lagipula kan quick count bisa berubah. Bisa-bisa 'Asyik' yang menang, karena memang belum selesai hitung KPU kan," ujar dia.

Baca juga: Menguatnya Optimisme Oposisi dan Warning Bagi Presiden Jokowi

Di Jawa Tengah juga hampir mirip. Bedanya, Jateng dikenal sebagai lumbung suara PDI Perjuangan. Namun, dalam hitung cepat, pasangan Sudirman Said - Ida Fauziyah yang diusung partainya juga mampu menembus suara lebih dari 42 persen, lagi-lagi di luar prediksi lembaga survei sebelumnya.

Fakta yang membuat oposisi semakin percaya diri bertarung di 'kandang banteng' adalah beberapa daerah yang terpetakan suara PDI Perjuangan nyatanya perolehan suara Sudirman - Ida di sana lebih tinggi daripada rivalnya, Ganjar Pranowo - Taj Yasin.

"Kantong-kantong suara partai pemerintah banyak dimenangkan oposisi. Kebumen, Banyumas, Brebes juga, itu Sudirman Said semua," ujar Wihadi yang juga merupakan anggota Komisi III DPR RI Fraksi Gerindra itu.

"Ini berarti menunjukkan apa yang masyarakat lihat di televisi berbeda dengan apa yang terjadi di lapangan. Hal-hal semacam inilah yang kita dorong terus sepekan sebelum Pilkada hingga nanti Pemilu 2019," lanjut dia.

Kompas TV KPK terus menelisik kasus dugaan suap yang mengalir kepada 38 anggota DPRD Sumatera Utara periode 2009-2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com