Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi KM Sinar Bangun, GMKI Bentuk Tim Investigasi Independen

Kompas.com - 22/06/2018, 17:54 WIB
Reza Jurnaliston,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sahat Sinurat menyatakan, pihaknya akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di Sumatera Utara.

Tim investigasi independen tersebut, jelas Sahat akan memberikan perimbangan informasi yang beredar tentang hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun.

“Kami tahu KNKT, Polisi dan TNI sudah membentuk tim investigasi, namun tentunya kita perlu menurunkan tim investigasi independen agar ada pembanding setiap hal-hal yang telah disampaikan oleh pihak KNKT dan Kepolisian,” ujar Sahat saat konferensi pers di di Kantor Pengurus Pusat GMKI, Jakarta, Jumat (22/6/2018).

Sahat mengatakan, tim investigasi independen akan mulai bekerja dan terjun ke lapangan pada esok, Sabtu (22/6/2018).

Baca juga: Kapolri: Nakhoda KM Sinar Bangun Sudah Sering Bawa Kapal Overload

“Mulai esok (Sabtu,22/6/2018) tim investigasi akan bekerja dan akan terus update informasi tidak hanya terkait bagaimana sistem pelayaran berlaku, tetapi juga penanganan keluarga korban yang ada di posko,”kata dia.

Ia mengatakan, tim investigasi independen nantinya diisi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan dan kapasitas.

"Tim investigasi ini nantinya diisi oleh orang-orang handal dan paham teknis baik di pelayaran maupun juga kondisi yang ada di kawasan danau Toba,” ucap dia.

Selain itu, kata Sahat, nantinya tim investigasi tersebut juga diisi para senior, alumni-alumni GMKI serta lembaga-lembaga yang concern terhadap lingkungan di sekitar danau Toba.

“Sejauh ini ada dua lembaga non profit yang ada disana telah mengkonfirmasi akan bergabung,” tutur Sahat.

Baca juga: Basarnas: Korban Hilang Diduga Terjebak di Dalam Badan KM Sinar Bangun

Di sisi lain, Sahat mengatakan, kecelakaan seperti ini bisa dihindari jika pengelola mematuhi aturan pelayaran, seperti yang tertuang dalam UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

“Jangan sampai kita harus nunggu ada korban, baru kemudian pemerintah baik pusat dan daerah melakukan audit,” ujar dia.

Sahat juga memberikan catatan kritis mengenai amanat dalam pasal 5 UU Nomor 17 Tahun 2008 tersebut belum sepenuhnya dijalankan oleh pemerintah. Menurut Sahat, pengawasan dalam kelayakan angkutan laut masih rendah, sehingga kerap terjadi kecelakaan kapal karena kelebihan muatan.

“Jangan-jangan sistem pelayaran dan kapal-kapal yang sama ternyata ridak hanya terjadi di Danau Toba tetapi di wilayah lain di Indonesia,” kata dia.

“Tentunya tim investigasi ini akan kami sampaikan ke pihak-pihak terkait baik pemerintah supaya audit demi kebaikan bagi pelayaran di seluruh Indonesia,” sambung Sahat.

Kompas TV Mereka mendatangi Pelabuhan Tigaras, tempat keluarga korban menanti proses pencarian tim SAR.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com