JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik tak membantah adanya kelangkaan bahan bakar minyak jenis premium beberapa waktu terakhir.
Untuk mengatasinya, saat ini Pertamina tengah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Makanya kami harus jaga (stok premium). Kami lagi koordinasi dengan Dirjen Migas mengenai pasokannya tersebut. Kami identifikasi daerahnya di mana (yang terjadi kelangkaan)," kata Elia usai menghadiri rapat terbatas menghadapi Idul Fitri di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/4/2018).
Baca juga : Jokowi Minta Stok Premium Dijaga Jelang Puasa dan Lebaran
Dalam rapat tersebut, Presiden Jokowi meminta PT Pertamina menjaga stok premium menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.
Namun, Elia menyebutkan, kelangkaan BBM yang disubsidi pemerintah itu terjadi karena pengurangan kuota premium.
"Dulu kan kuotanya 15 juta kiloliter, 2018 dijadikan 7,5 juta kiloliter. Nah ini kita bicarakan lagi," ujar Elia.
Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengaku sudah berkali-kali memberikan teguran keras kepada PT Pertamina terkait kelangkaan premium.
"Kita sudah negur Pertamina kok. Sudah ditegur keras sekali, berkali-kali," kata Jonan.
Baca juga : Premium Langka, Jonan Mengaku Berulang Kali Tegur Keras Pertamina
Dengan langkanya BBM jenis premium bersubsidi, lanjut Jonan, masyarakat terpaksa beralih ke jenis pertalite yang berada setingkat di atasnya.
Masalahnya, Pertamina baru saja menaikkan harga pertalite Rp 200 per liter sehingga membuat beban masyarakat makin bertambah.
Jonan menilai, Pertamina secara tidak langsung memaksa masyarakat beralih ke Pertalite yang tak disubsidi pemerintah.
"Kalau misalnya mau jual pertalite mestinya pakai cara lain sehingga masyarakat mau secara sukarela beralih ke pertalite, kalau mau loh. Bukan dengan cara mengosongkan pasokan premium," kata Jonan.