Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Jabatan Anggota KPU Beberapa Daerah Berakhir Jelang Pilkada 2018

Kompas.com - 05/04/2018, 18:44 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi Pemilihan Umum Hasyim Asyari mengatakan, saat ini KPU tengah menghadapi persoalan besar.

Komisioner KPU di beberapa daerah yang menyelenggarakan pilkada akan memasuki akhir masa jabatan. Hal ini dikhawatirkan akan berpengaruh pada jalannya Pilkada 2018 yang prosesnya tengah bergulir.

"Sekarang mulai selesai komisioner di 16 provinsi. Ada yang seminggu sebelum pemungutan suara, ada yang H-1 pencoblosan, ada juga yang pas hari H pencoblosan selesai masa tugasnya," kata Hasyim, dalam diskusi di PTIK, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Salah satunya, komisioner KPU di Sulawesi Selatan. Masa jabatan lima komisioner KPU Provinsi Sulsel berakhir sebulan sebelum jadwal pemungutan suara, yakni pada 25 Mei 2018.

Hasyim mengatakan, keadaan tersebut tidak ideal bagi KPU.

Kegamangan ini muncul karena peraturan yang diterapkan berbeda dengan sebelumnya.

Dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, masa jabatan komisioner KPU tidak bisa diperpanjang.

Jadi, mereka sudah harus mulai membentuk panitia seleksi untuk memilih komisioner baru.

Hal ini berbeda dengan regulasi sebelumnya di mana ada kebijakan untuk memperpanjang masa jabatan komisioner KPU hingga pilkada berakhir.

"Jadi mau tidak mau regulasi itu kita terapkan," kata Hasyim.

Oleh karena itu, kata Hasyim, perlu ada strategi menghadapi persoalan ini.

Anggota KPU yang baru terpilih akan dibimbing oleh komisioner lama. Hal ini juga diterapkan di instansi lain seperti TNI, Polri, maupun PNS yang disebut dengan pra jabatan.

"Anggota KPU yang baru dilantik diberi orientasi jabatan. Kalau perlu 'dimagangkan' dengan KPU sebelumnya," kata Hasyim.

Kompas TV Soni Sundani mengakui telah memerintahkan tersangka DW memberikan sejumlah uang kepada oknum anggota KPU dan Panwaslu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com