Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawal Sengketa Pemilu, Airlangga Ingin Bakumham Golkar Diperkuat

Kompas.com - 04/04/2018, 06:42 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ingin keberadaan Lembaga Bantuan Hukum dan HAM (Bakumham) Partai Golkar diperkuat untuk mengawal sengketa Pemilu 2019.

Setidaknya, Airlangga melantik 65 orang sebagai pengurus baru Bakumham DPP Partai Golkar.

"Kami melihat ke depan berbagai tantangan di tahun politik ini sangat membutuhkan kerja besar dari bidang hukum untuk mengawal Pilkada, Pileg, dan Pilpres 2019," ujar Airlangga di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (3/4/2018).

Ia juga berharap agar Bakumham Partai Golkar mampu menyediakan bantuan layanan hukum untuk membela kepentingan kader Partai Golkar dan seluruh masyarakat di Indonesia.

"Bakumham juga untuk advokasi masyarakat yang mencari keadilan. Itu nanti masyarakat bisa menghubungi Bakumham di kantor-kantor Partai Golkar," kata Airlangga.

(Baca juga: Golkar Targetkan 65 Persen untuk Kemenangan Jokowi di Pilpres 2019)

Di sisi lain, Ketua Bidang Hukum dan HAM DPP Partai Golkar Adies Kadir menjelaskan, rapat konsolidasi dalam kesempatan kali ini dihadiri oleh 33 provinsi perwakilan Bakumham. Sementara satu provinsi lainnya, Papua Barat, tidak bisa menghadiri rapat tersebut.

"Rapat dihadiri kurang lebih 150 peserta dan telah mengeluarkan beberapa hasil rekomendasi, yang pasti teman-teman ingin mengkonsolidasikan rapat pertama ini untuk pemenangan pileg dan pilpres," kata Adies.

Menurut Adies, ke depannya akan digelar rapat lanjutan konsolidasi Bakumham untuk fokus pada pemenangan Partai Golkar pada Pemilu 2019.

Kompas TV Rapat kerja nasional Partai Golkar hari ini (23/3) membahas cara mencapai elektabilitas partai hingga 18%.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com