Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dampingi Masyarakat Asmat hingga Satu Tahun ke Depan

Kompas.com - 28/02/2018, 07:17 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah penetapan status kejadian luar biasa (KLB) akibat wabah campak dan gizi buruk di Asmat, pemerintah terus melakukan pendampingan terhadap masyarakat Asmat selama satu tahun ke depan.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menjelaskan, persoalan pola hidup yang tak beraturan dan tidak sehat harus segera diubah secara perlahan melalui pendampingan.

Selain itu, pemerintah juga harus melakukan sejumlah peningkatan kualitas infrastruktur di Asmat, seperti rumah sakit, sekolah, dan saluran air bersih.

"Kami akan selalu melakukan pendampingan dan evaluasi setelah enam bulan dan akhir tahun sehingga ini tidak kami tinggalkan begitu saja," ujar Puan dalam acara seusai Seminar Nasional dalam Rangka Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional bagi Prof Dr M Sardjito, MPH di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (27/2/2018).

Baca juga: Cerita Menteri Puan tentang Beratnya Menempuh Perjalanan ke Asmat

Puan mengungkapkan, pendampingan dilakukan sejumlah tim yang terdiri dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian Pertanian.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.Fabian Januarius Kuwado Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Puan mencontohkan, masyarakat di sana perlu diedukasi agar tak memiliki banyak anak. Sejumlah bantuan yang didistribusikan pemerintah pun kerap kali tak bisa diteruskan lebih jauh, bahkan tidak dimanfaatkan masyarakat setempat.

"Sebab, kalau cuma kasih saja kemudian tidak akan dipergunakan. Kenapa? Mereka tidak terbiasa dengan apa yang kami berikan. Dikasih minyak goreng enggak pernah mau masak," ujarnya.

Penggunaan air juga harus diperhatikan. Puan tak ingin persediaan air bersih yang sudah disediakan tidak digunakan.

Ia juga mengungkapkan keheranannya ketika kepiting dan kerang yang kaya protein melimpah tak bisa dimanfaatkan masyarakat setempat secara maksimal akibat sulitnya akses.

Baca juga: Merelokasi Warga Asmat?

"Saya tanya, 'Kalau ini kalian makan setiap hari, seharusnya enggak ada kekurangan gizi karena proteinnya itu tinggi.' Kemudian jawabnya, 'Tidak mau, capek, Ibu, kalau saya harus cari makanan seperti ini setiap hari, Ibu'," cerita Puan.

Persoalan bahasa dengan ragam dialek pun kerap kali menyulitkan pemerintah dalam melakukan edukasi dan sosialisasi terhadap masyarakat. Ia ingin agar Kemendikbud bisa menyusun strategi edukasi dan sosialisasi yang mudah dimengerti.

"Ibu, setiap hari anaknya dikasih susu berapa hari? Dia jawab, 'Tidak dapat susu.' 'Lho, ini yang Ibu minum susu,' saya bilang begitu. 'Bukan susu Ibu, ini minuman putih.' Ini bagaimana jelaskannya karena enggak mengerti bahasanya," ungkapnya.

Oleh karena itu, Puan kembali menekankan pentingnya peningkatan infrastruktur dan edukasi kepada masyarakat di Asmat agar bisa memperoleh kualitas hidup yang lebih baik.

Kompas TV Akses yang sulit salah satu penyebabnya banyak anak-anak Asmat meninggal karena campak dan gizi buruk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com