Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Said Aqil: Masalah Video Kapolri Sudah Selesai

Kompas.com - 31/01/2018, 20:26 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siraj mengatakan, baik NU, Muhammadiyah, maupun ormas islam lainnya telah mendengar penjelasan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian soal video pidatonya yang viral.

Dalam video itu, pernyataan Kapolri seolah mengesampingkan ormas islam selaian NU dan Muhammadiyah.

Menurut Said, kini permasalahan tersebut sudah diselesaikan dengan baik.

"Masalah potongan pidato Kapolri yang di video yamg viral itu sudah selesai. Tidak lagi ada kelanjutannya. Sudah tidak diperlukan lagi tabayyun, sudah selesai di sini," ujar Said di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Sebelum memberikan keterangan, pengurus PBNU bersama Kapolri dan pengurus sejumlah ormas islam melakukan dialog tertutup. Dalam kesempatan itu, Kapolri meluruskan pernyataannya di dalam video.

(Baca juga: Kapolri: Tak Ada Sedikitpun Niat Saya Kesampingkan Ormas Islam Selain NU dan Muhammadiyah)

Penjelasan tersebut, kata Said, sudah bisa diterima orang-orang yang hadir dalam pertemuan. Ia mengatakan, pertemuan berlangsung dengan cair tanpa ketegangan.

"Kalau ada yang mau mengembangkan lagi, berarti ada tujuan yang kurang baik," kata Said.

Selain mengklarifikasi pernyataan Kapolri, kata Said, pertemuan tersebut sekaligus momentum memperkuat silaturahim, saling terbuka, dan bertukar pendapat demi menjaga keamanan negara. Apalagi dalam menghadapi tahun politik yang suasananya mulai memanas.

Said mengatakan, semua pihak harus mengantisipasi munculnya konflik sebagaimana yang pernah dialami dalam Pilkada sebelumnya.

"Jangan sampai, terus terang saja, terulang seperti Pilgub DKI kemarin yang semuanya jadi kehilangan etika, tidak mampu kendalikan dirinya," kata Said.

(Baca juga: Polri: Video Kapolri yang Viral Dipotong, 26 Menit Jadi 2 Menit)

Sebelumnya, Tito menyatakan bahwa video dirinya yang viral di media sosial tidak utuh. Sehingga maksud penyampaian pidato itu tidak terangkum sempurna di video yang viral.

"Sedikitpun tidak ada niat dari saya selaku Kapolri, termasuk Polri untuk tidak membangun hubungan dengan organisasi islam di luar NU dan Muhammadiyah," ujar Tito.

Pidato itu ia sampaikan saat memberi sambutan di pondok pesantren milik Ma'ruf di Serang, Banten, pada Februari 2017 lalu. Tito mengaku heran video itu baru muncul sekarang.

Tak hanya itu, pidato aslinya berdurasi 26 menit. Sementara video yang viral hanya berdurasi dua menitan.

Tito tak memungkiri mungkin pernyataannya yang tidak utuh itu membuat beberapa pihak kurang berkenan.

"Mungkin ada bahasa yang kalau dicerna dua menit itu membuat beberapa pihak kurang nyaman. Oleh karena itu, saya memberi klarifikasi tentang bagaimana konteks pidato saat itu," kata Tito.

Kompas TV Pengalaman menjaga Pilkada serentak sebelumnya membuat Polri optimistis Pilkada tahun ini juga jauh dari potensi kerawanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com