Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setya Novanto yang Kini Merasa Jadi Rakyat Jelata, Mirip Anak Kos...

Kompas.com - 25/01/2018, 11:35 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua DPR Setya Novanto merasa kehidupannya berubah total sejak menjadi tersangka dan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Novanto mengakui bahwa status sosial dan kedudukannya merosot tajam.

Hal itu dikatakan mantan orang nomor satu di Partai Golkar tersebut sebelum menjalani persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (25/1/2018).

"Sekarang kan jadi anak kos, he-he-he. Sekarang rakyat jelata," kata Setya Novanto.

Sejak 17 November 2017, Novanto resmi menjadi tahanan KPK. Sejak saat itu pula Novanto tidak lagi tinggal di rumah mewah di Jalan Wijaya XIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Tinggal di dalam tahanan benar-benar mengubah kebiasaan dan gaya hidup Novanto. Menjadi tahanan, Novanto diwajibkan mengurus dirinya sendiri.

(Baca juga: Setya Novanto dan Para Loyalisnya yang Mulai Berguguran...)

Sebagai warga Rutan KPK, Novanto diwajibkan berbagi tugas dan pekerjaan dengan tahanan lain. Dalam hal ini, termasuk pekerjaan kasar, seperti kegiatan bersih-bersih rutan.

"Sekarang jadi rakyatlah. Sekarang kami berbagi ngepel, nyapu, nyuci piring. Saya kebagian cuci piring sajalah," kata Novanto.

Berada di dalam tahanan juga mengubah menu makanan Novanto. Misalnya, sebelum menjalani persidangan, Novanto mengaku hanya sarapan mi instan.

Menurut Novanto, saat paling menyenangkan adalah saat setiap tahanan mendapat kiriman makanan dari keluarga yang datang membesuk. Biasanya, makanan kiriman dinikmati bersama-sama tahanan lain.

"Menunya, ya, ganti-ganti, tetapi kami biasa dapat kiriman dari keluarga. Kami saling sharing satu sama lain. Sama-sama susah, kan," kata Novanto.

Kompas TV Di KPK, karyawan dengan tertib keluar gedung setelah merasakan gempa dan berkumpul di seberang jalan gedung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com