Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Masih Parah, Anggota Brimob yang Tembak Kader Gerindra Belum Diperiksa

Kompas.com - 23/01/2018, 14:16 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polresta Bogor belum meminta keterangan Briptu AR, anggota Brimob terkait penembakan kader Partai Gerindra, F, di depan diskotek di Bogor.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan, kondisi AR masih parah karena dikeroyok usai menembak F.

"Masih dirawat, kan ada beberapa yang parah. Nanti ketika sudah bisa diambil keterangan penyidik pasti akan kita lakukan," ujar Iqbal di kompleks Mabes TNI, Jakarta, Selasa (23/1/2018).

Akibat dipukul oleh warga, AR mengalami luka cukup parah di bagian wajah. Ia mengalami gegar otak dan patah tulang.

Iqbal mengatakan, polisi menunggu kondisi AR membaik agar bisa memberi keterangan yang utuh mengenai peristiwa tersebut.

(Baca juga: Hasil Otopsi, Polisi Temukan Proyektil Peluru di Tubuh Kader Gerindra)

"Ini akan kita periksa ketika kondisinya normal, sehingga keterangannya valid. Jangan sampai dipaksakan keterangan tidak valid atau tidak fakta," kata Iqbal.

 

Saat ini, polisi masih menggali keterangan dari para saksi untuk menyusun kronologi kejadian.

Polisi juga akan menyelidiki soal senjata yang digunakan AR karena saat peristiwa terjadi, AR tidak sedang berdinas.

Iqbal mengatakan, senjata tersebut memang melekat pada anggota Brimob. Namun, hanya boleh digunakan dalam keadaan terdesak.

"Sesuai ancaman, jangan sampai pakai tangan saja terus ancaman tidak mematikan saya nembak. Faktanya belum kita dapat," kata Iqbal.

(Baca juga: Kasus Tewasnya Kader Gerindra, Polisi Terima Laporan dari Kedua Pihak)

 

Insiden penembakan itu terjadi ketika korban bersama rekan-rekannya terlibat keributan dengan Briptu AR di area parkir Lips Club Bogor, Sabtu, dini hari.

Informasi yang didapat, keributan antara keduanya dipicu persoalan saling tidak mau mengalah saat berada di lokasi parkir diskotek itu.

Saat itu, korban yang mengendarai mobil hendak masuk ke dalam untuk memarkirkan kendaraannya. Kemudian, pada saat bersamaan, muncul Briptu AR bersama seorang teman wanitanya yang ingin keluar dari area parkir.

Karena sama-sama tidak mau mengalah, mereka pun terlibat cekcok mulut. Korban bersama sejumlah temannya yang turun dari dalam mobil langsung menghampiri Briptu AR.

Merasa terdesak, Briptu AR pun mengeluarkan senjata api. Terjadi saling rebutan senjata di antara mereka.

Kemudian, terdengar suara letusan senjata api yang mengenai dada korban. Melihat korban terluka, teman-teman yang lainnya langsung mengeroyok Briptu AR.

Kompas TV Wakil Ketum Gerindra Edhy Prabowo mengunjungi rumah duka Fernando Wowor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com