Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Mana Mungkin Saya Tahu 400.000 Kasus dalam Setahun

Kompas.com - 03/01/2018, 15:51 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengaku tak bisa menanggapi soal perkembangan penanganan kasus karena terlampau banyak kasus yang ditangani anak buahnya.

"Mana mungkin saya tahu 400.000 kasus dalam setahun," katanya di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (3/1/2018).

"Satu hari 1.000-2.000 kasus. Satu bulan 34.000-35.000 kasus. Satu tahun 400.000 kasus. Bagaimana mau mengawasinya?" kata Tito melanjutkan.

Ia hanya tahu kasus-kasus tertentu yang dilaporkan bawahannya atau yang menonjol di media massa. Ia memilih menyerahkan penanganan kasus ke masing-masing direktorat.

Diakuinya, saat ini Polri belum memiliki sistem manajemen informasi dan teknologi dalam penanganan perkara.

Dengan demikian, jumlah kasus yang sudah maupun belum ditangani tidak bisa dipantau dengan mudah karena tidak terdata.

(Baca juga: Kapolri Minta Irwasum Cek Unit Kepolisian yang Nilainya Merah)

Tito mengatakan, semasa menempuh pendidikan di Australia, ia mengetahui bahwa kepolisian setempat memiliki sistem informasi perkara berbasis teknologi.

"Australia punya case management information system. Semua manajemen kasus masuk dalam database besar," ujar Tito.

Data tersebut bisa diakses dengan mudah oleh internal kepolisian, terutama pucuk pimpinan, dengan memasukkan kode keamanan pada level tertentu.

Dengan demikian, perkembangan penanganan perkara bisa dipantau lebih cepat tanpa harus menggali dokumen di masing-masing direktorat.

"Oleh karena itu, pengawasan efektif dengan sistem IT sekarang manual," lanjut dia.

(Baca juga: Banyak Laporan Mangkrak, Kapolri Akui Banyak Kelemahan)

Dengan adanya sistem informasi berbasis teknologi, kasus tertentu bisa dicari dengan mudah.

Tinggal diketik dalam kolom pencarian, dicari dalam kategori lamanya penanganan perkara, kemudian akan tampil sejauh mana kasus tersebut diselesaikan.

Nantinya akan dicari tahu hambatan dari kasus-kasus yang mangkrak itu melalui analisis dan evaluasi.

"Sekarang tidak. Ditangani penyidik di ruang masing-masing dan di laci penyidik. Kita tidak ngerti sampai kita panggil penyidiknya," kata Tito.

Kompas TV Direktorat Narkotika Mabes Polri mengungkap peredaran narkotika jaringan internasional berupa 100 kg sabu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Nasional
Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Nasional
109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

Nasional
Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Nasional
Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Nasional
Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Nasional
Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Nasional
Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Nasional
Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Nasional
Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Nasional
Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Nasional
Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Nasional
Momen Hakim Agung Gazalba Saleh Melenggang Bebas dari Rutan KPK

Momen Hakim Agung Gazalba Saleh Melenggang Bebas dari Rutan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com