Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Papua: BBM Mahal di Pengecer, Langka di Penyalur Resmi

Kompas.com - 21/12/2017, 07:40 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh agama di Papua, John Djonga menyebut bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) yang masih tinggi di sejumlah wilayah Papua terjadi di tingkat pengecer.

"Di eceran. Harganya bisa Rp 30.000. Bahkan dua sampai tiga bulan lalu sampai Rp 75.000," kata John saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (21/12/2017) malam.

Keluhan soal harga BBM yang mahal ini sebelumnya disampaikan John dalam seminar tentang Papua yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Peraih Yap Thiam Hien Award ini menyebut, program BBM satu harga hanya berjalan saat Jokowi melakukan blusukan ke tanah Papua.

Namun, dua minggu setelah kepulangan Jokowi, harga BBM kembali naik. Hal ini dirasakan langsung oleh John setelah kunjungan Jokowi akhir tahun lalu di Yahukimo dan masih terus dirasakan hingga saat ini.

Saat dihubungi Kompas.com, John menegaskan lagi, bahwa mahalnya harga BBM yang ia maksud terjadi di tingkat pengecer, bukan di lembaga penyalur resmi Pertamina.

(Baca juga: Kata Tokoh Papua, Harga BBM Hanya Turun Saat Jokowi Blusukan ke Papua)

Harga BBM yang mahal ini juga terjadi di daerah terpencil, diantaranya Yahukimo dan Wamena, dan Jayawijaya.

Hal ini disampaikan John menanggapi adanya warganet yang mengunggah struk pembelian BBM di sebuah SPBU di Jayapura, Ibukota provinsi Papua, dengan harga yang sama dengan di Jawa.

"Memang bukan di pom bensin. Saya lihat ada reaksi dari teman-teman mereka tunjukkan foto struk itu di Jayapura," ujar pria kelahiran Flores yang sejak 1985 menetap di Papua ini.

John mengakui di wilayah terpencil di Papua sudah ada penyalur resmi Pertamina, namun jumlahnya tidak banyak.

Di Wamena misalnya, kota dengan 249,31 kilometer persegi, menurut John, hanya memiliki dua penyalur resmi Pertamina. Stok BBM di dua penyalur itu juga sangat terbatas.

Warga yang mau membeli BBM harus memiliki kupon untuk mencegah pemborongan dan penimbunan. Namun, meski cara ini sudah diterapkan, tetap saja stok BBM di dua penyalur resmi itu cepat ludes.

"Kita baru mau isi bensinnya sudah habis. Solarnya juga begitu. Terpaksa beli di pengecer," ujar John.

(Baca juga: Harga BBM di Papua Hanya Turun Saat Jokowi Blusukan ke Papua, Ini Komentar Istana...)

John mengatakan, sampai saat ini ia tidak mengetahui darimana pengecer mendapatkan stok BBM untuk dijual, apakah dari agen resmi Pertamina atau ada jalur lain.

Harga di tingkat pengecer ini bisa naik hingga berkali-kali lipat. John menyayangkan kondisi ini di tengah langkah pemerintahan Jokowi yang menggembor-gemborkan BBM satu harga.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com