Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi-JK Ada di Balik Mulusnya Langkah Airlangga jadi Ketum Golkar

Kompas.com - 15/12/2017, 19:32 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar berjalan mulus. Tanpa pesaing berarti, Airlangga langsung ditetapkan sebagai ketua umum dalam rapat pleno DPP Partai Golkar Rabu (13/12/2017) malam, di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat.

Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar yang seharusnya jadi forum perebutan posisi ketua umum pun diprediksi hanya akan menjadi formalitas untuk mengukuhkan Airlangga sebagai ketua umum.

Pengamat politik dari Para Syndicate Ari Nurcahyo memprediksi, mulusnya langkah Airlangga Hartarto menjadi ketua umum Partai Golkar tidak terlepas dari peran Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Jokowi dan JK kali ini dinilai kompak mendukung satu calon, yakni Airlangga Hartarto.

Baca juga : Jadi Ketum Golkar, Airlangga Diminta Mundur dari Jabatan Menteri

"Jadi ada kompromi bersama, power sharing antara Pak Jokowi dan Pak JK," kata Ari di kantor Para Syndicate, Jakarta, Jumat (15/12/2017).

Ari melihat kondisi ini berbeda dari sebelumnya. Pada Musyawarah Nasional Luar Biasa 2016 lalu, justru ada persaingan antara Jokowi dan JK untuk mendukung calon yang berbeda.

Dukungan Jokowi tertuju pada Setya Novanto, sementara JK kepada Ade Komarudin. Akibatnya, terjadi persaingan yang cukup ketat antara kedua tokoh itu meskipun akhirnya Setya Novanto yang keluar sebagai pemenang.

Baca juga : Jadi Ketum Golkar, Airlangga Berterima Kasih kepada Jokowi-JK

Ari menilai, kekompakan Jokowi-JK kali ini tak terlepas dari kompromi yang sudah dilakukan. Ia memperkirakan, JK akan menempatkan orangnya pada posisi Sekjen Golkar. Orang itu yakni Ibnu Munzir, yang saat ini menjadi sekretaris pribadi JK.

"Kalau ketumnya Pak Airlangga, Sekjennya Pak Ibnu Munzir, jadinya Golkar ini Jokowi-JK," ucap Ari.

Dengan kompaknya Jokowi-JK berbagi kekuatan di Golkar ini, Ari melihat, bukan tidak mungkin pasangan ini akan maju kembali pada pilpres 2019 mendatang.

"Daripada bingung menentukan calon wakil presiden, lebih baik Jokowi-JK lagi dua periode. Ada peluang ke arah sana. Toh sudah pegang Golkar bersama," kata dia.

Kompas TV Pasca konsolidasi internal lewat rapat pleno, Partai Golkar sedang menyiapkan Munaslub.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com