JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menilai rencana Bupati Trenggalek Emil Dardak untuk menjadi calon wakil gubernur Jawa Timur mendampingi Khofifah Indar Parawansa merupakan hal wajar.
Ia mengatakan hal itu bukan outsorcing politik seperti yang dinyatakan Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto.
"Kalau outsorcing semua partai juga outsorcing kok. Saya bisa menyatakan semua partai juga outsorcing," kata Syarief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/11/2017).
Ia mengatakan partainya lebih mengutamakan kompetensi dan integritas dalam mengusung kepala daerah sehingga tak melulu harus kader internal.
Baca juga : Soal Emil Dardak, PDI-P Sebut SBY Terapkan Politik Outsourcing
Syarief juga membantah Demokrat telah merayu Emil untuk mendampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Ia mengatakan justru Emil yang melamar ke Demokrat untuk mendampingi Khofifah.
Syarief juga membantah bila partainya minim kader muda. Ia mengatakan partainya tak kekurangan kader muda untuk diusung sebagai kepala daerah.
"Perpindahan kader wajar saja. Jika tidak nyaman kader pindah ke partai lain ya wajar. Hak politik masing-masing," lanjut dia.
Baca juga : Emil Dardak Hormati Keputusan PDI-P yang Memecatnya
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan pihaknya tak mempermasalahkan keputusan Bupati Trenggalek Emil Dardak yang memutuskan maju ke Pemilu Gubernur Jawa Timur 2018.
Emil memutuskan maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Khofifah Indar Parawansa.
Hasto menilai pihak Demokrat seperti melakukan politik outsourcing, yang berarti penggunaan tenaga kerja dari luar perusahaan untuk melaksanakan tugas tertentu.
"Bagaimana Bapak Susilo Bambang Yudhoyono menerapkan politik outsourcing. Kami tidak terpancing, kami tetap setia pada kaderisasi karena itu menunjukkan track seorang pemimpin," ujar Hasto seusai menghadiri rilis survei Poltracking di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu (26/11/2017).