Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karakter Pemilih Milenial Saat Pemilu Dinilai Sulit Ditebak

Kompas.com - 21/11/2017, 16:17 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan, pengaruh pemilih dari generasi milenial dalam pilkada atau pemilu ke depan akan sangat signifikan.

Bagaimana pun juga, kata dia, jumlah pemilih dari kelompok milenial ini bertambah semakin banyak. Namun, mengenai bagaimana karakteristiknya, Syamsuddin menilai bahwa itu sulit ditebak.

"Tidak bisa ditebak. Yang jelas pendekatan yang harus dilakukan partai politik, juga dengan menggunakan pendekatan milenial," kata Syamsuddin ditemui di sela-sela diskusi Perludem, Jakarta, Selasa (21/11/2017).

Dengan melihat gejala ini, Syamsuddin mengatakan, salah satu kunci bagi parpol dalam meningkatkan elektabilitas saat pemilu nanti adalah dengan menarik simpati dari kelompok milenial.

(Baca juga: "Pemilih Milenial adalah Kunci Kemenangan...")

IlustrasiPop Sugar Ilustrasi
Kemunculan parpol baru niscaya akan membuat persaingan elektoral semakin keras. Tingkat dukungan terhadap parpol bisa jadi berubah dengan munculnya parpol baru.

Namun, agar tak hanya menjadi penggembira, Syamsuddin mengatakan bahwa parpol baru seharusnya mulai melakukan pendidikan politik kepada kadernya.

"Misalnya dengan cara tidak mengikuti tingkah laku korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan sebagainya. Seleksi caleg-caleg secara profesional dan kualitatif," ujar Syamsuddin.

Dia menambahkan, parpol baru juga belum tentu mengancam keberadaan parpol yang sudah ada. Seluruh parpol tetap akan diuji oleh publik saat pemilu nanti.

(Baca juga: Survei CSIS: 70,8 Persen Milenial Puas dengan Pemerintahan Jokowi-JK)

Kompas TV Survei CSIS dilakukan terhadap kaum milenial pengguna media sosial Twitter, Instagram, Facebook dan Path.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com