Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan JK, Penolakan RS, dan Misteri Penyakit Setya Novanto

Kompas.com - 09/11/2017, 07:16 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Misteri soal penyakit yang diidap Setya Novanto belakangan kembali muncul ke publik. Hal ini terjadi setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Rumah Sakit Premiere Jatinegara, tempat Novanto dirawat, menjelasKan kepada publik apakah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu benar-benar sakit.

Kalla awalnya menganggapi pertanyaan wartawan terkait penyebar meme Setya Novanto yang kini diburu oleh pihak kepolisian. Bahkan, salah satu penyebar meme yakni Dyan Kemala Arrizzqi sempat ditangkap dan sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi.

Kalla menilai, langkah Setya Novanto melaporkan pembuat meme dirinya ke polisi tidak tepat. Begitu juga langkah kepolisian yang langsung menindak penyebar meme tersebut.

"Kalau semua meme harus diadili capek lah pengadilan. Begitu banyaknya meme meme," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (7/11/2017).

Baca juga : Jusuf Kalla Minta Dokter RS Premier Jelaskan bahwa Novanto Memang Sakit

Wapres Jusuf Kalla di Kantornya, Selasa (7/11/2017).KOMPAS.com/IHSANUDDIN Wapres Jusuf Kalla di Kantornya, Selasa (7/11/2017).
Kalla kemudian menyebut keisengan warganet membuat foto Setya Novanto tengah terbaring sakit menjadi meme guyonan dilatarbelakangi atas ketidakpercayaan terhadap bahwa ketua umum Partai Golkar itu memang benar-benar sakit.

Sebab, Novanto masuk rumah sakit saat Komisi Pemberantasan Korupsi tengah melakukan penyidikan terhadap dirinya dalam kasus korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (E-KTP).

Oleh karena itu, Kalla meminta dokter di RS Premiere Jatinegara untuk membuat penjelasan ke publik mengenai kondisi kesehatan Novanto.

"Yang paling pokok disini ialah harus ada penjelasan dari dokter bahwa selama ini sakit apa. Harus dokter menjelaskan dia memang sakit," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (7/11/2017).

Penolakan RS

Kompas.com pun menghubungi RS Premier Jatinegara untuk menanyakan soal permintaan Kalla itu. Kepala Humas RS Premier Sukendar yang dihubungi pada Selasa malam, awalnya belum tahu mengenai pernyataan yang disampaikan Kalla kepada media itu.

Menurut dia, manajemen rumah sakit akan menggelar rapat terlebih dahulu dengan memanggil dokter yang menangani Novanto.

"Otomatis harus dipanggil dokter yang merawatnya, ya. Rapatin dulu, apa kesimpulannya," kata Sukendar.

Rapat pun digelar di RS Premiere pada Rabu (8/11/2017) sore, diikuti oleh pihak manajemen rumah sakit dan tim dokter yang menangani Setya Novanto saat sakit. Namun, kedua belah pihak bersepakat bahwa penyakit Setya Novanto tidak boleh dibuka untuk umum. Alasannya, pihak RS dan tim dokter menghormati privasi Novanto sebagai pasien.

Baca juga : RS Premier Tolak Permintaan JK untuk Jelaskan Penyakit Novanto

"Pihak manajemen rumah sakit dan tim dokter tidak bisa menjelaskan penyakit Setya Novanto karena itu merupakan hak pasien," kata Sukendar saat dihubungi Kompas.com seusai rapat.

Sukendar mengatakan, kewajiban dokter dan pihak rumah sakit untuk merahasiakan penyakit pasien sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008. Data pasien hanya bisa dibuka atas persetujuan pasien yang bersangkutan atau apabila diminta penegak hukum.

"Kami hanya mengikuti peraturan yang dibuat pemerintah," ujar Sukendar.

Saat disinggung bahwa Wakil Presiden Jusuf Kalla yang meminta kondisi kesehatan Novanto dibuka, Sukendar tetap bersikukuh pada peraturan yang ada. Apalagi, menurut dia, permintaan JK itu hanya disampaikan lewat media, bukan berupa permintaan tertulis yang disampaikan langsung ke RS Premier.

"Beliau betul orang nomor dua di Indonesia, kami hargai. Tapi, kan, ada aturannya," kata dia.

Saat Kompas.com hanya meminta kepastian apakah Novanto benar-benar sakit atau tidak sakit, Sukendar juga enggan menjawab.

"Bukan kompetensi humas," ujar Sukendar.

Alhasil, teka-teki seputar penyakit yang diidap Novanto masih menjadi misteri.

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com