Saya tak bisa menahan diri untuk bertanya pada mereka setelah menari. Seperti biasa setiap Kamis di Jawa Tengah adalah waktunya Kamis Jawi. Meski tahu anak-anak ini dari Papua, saya awalnya iseng bertanya dengan Bahasa Jawa.
Betapa kagetnya saya ketika mereka pun menjawab dengan Bahasa Jawa pula. Lancar, fasih, lengkap dengan logat dan medhok-medhoknya.
"Nami kula Diana Felby Kafar, kelas XII, asale saking Kabupaten Biak. Kula kepingin dados bupati."
(Nama saya Diana Felby Kafar, kelas XII, asal dari Kabupaten Biak. Saya ingin jadi bupati)
Ketika banyak orang asli Jawa tidak bisa ngomong dengan bahasa ibunya, anak-anak muda Papua ini melakukannya dengan luar biasa. Diana dan kawan-kawan seusianya yang acap diledek dengan istilah "kids zaman now" ini justru mengingatkan kita arti penting budaya sebagai perekat ke-Indonesia-an kita.
Padahal berkepribadian dalam kebudayaan adalah salah satu konsep Tri Sakti Bung Karno, Sang Founding Father kita. Padahal, bahasa yang menjadi salah satu dari tiga poin dari Sumpah Pemuda, adalah bagian kebudayaan juga.