Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Baznas Tingkatkan Jumlah Pemberi Zakat di Indonesia

Kompas.com - 04/10/2017, 22:32 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) harus meningkatkan jumlah pemberi zakat (Muzakki) di Indonesia.

Hal itu disampaikan Kalla pada pembukaan Rakornas Baznas 2017, di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (4/10/2017).

"Yang harus diperhatikan yakni bagaimana meningkatkan Muzakki-nya. Itu yang paling penting dalam upaya kita di sini," ujar Kalla.

Menurut Kalla, selama ini Indonesia tidak pernah kekurangan jumlah penerima zakat (Mustahiq).

"Kita tak kekurangan mustahiq. Kalau ada pembagian zakat orang antre sampai berdesak-desakan. Kadang membagi sembako dikira zakat," kata dia.

Oleh karena itu, kata Kalla, Baznas perlu meningkatkan jumlah penerima zakat yang saat ini diakui masih menjadi tantangan terbesarnya.

"Jadi bagaimana Baznas mendorong entrepreneurship di sekolah dan universitas. Itu salah satu golongan yang wajib karena golongan fisabilillah," ujar dia.

"Jadi ini menurut saya, kita berjuang bersama-sama, jangan berburu hewan di kebun binatang. Ya pasti dapat itu saja tidak bertambah," lanjut Kalla.

Kalla mengungkapkan, berdasarkan statistik, sebanyak 1 persen penduduk Indonesia menguasai sekitar 50 persen aset nasional.

Sebagian besar dari 1 persen total jumlah penduduk itu diketahui tak membayar zakat.

"Mungkin yang paling tinggi 10 persen di antaranya yang bayar zakat. Bayar zakat teratur paling juga tidak yang penting wajibnya ada. Jadi hanya 0,01 persen wajibnya itu," kata dia.

"Jadi 10 persen keluarga indonesia menguasai 70 persen aset bangsa ini. Karena itu letaknya bagaimana kita di sini disamping mengumpulkan juga berusaha meningkatkan jumlah yang bayar zakat," papar Kalla. 

Sebelumnya, Ketua Baznas Bambang Sudibyo mengungkapkan bahwa tantangan terbesar Baznas adalah meningkatkan pengumpulan zakat nasional.

Menurut Bambang, potensi pengumpulan zakat individu tahun ini Rp 138 triliun. Dari jumlah itu, Baznas menargetkan 10 persen atau Rp 13,8 triliun yang dapat dikumpulkan.

Tantangan lainnya, antara lain memperluas objek zakat, termasuk zakat badan, zakat saham, zakat deposito, zakat hasil tambang, dan objek zakat kontekstual lainnya.

Pada tahun 2016, Baznas mencatat Pengumpulan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Rp 5,12 triliun. Jumlah tersebut meningkat pesat sebesar 39,5 persen dari pengumpulan ZIS tahun 2015.

Kompas TV Presiden Joko Widodo dan puluhan pejabat negara membayar zakat penghasilannya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com