KLUNGKUNG, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengunjungi pos pengungsian Gunung Agung yang terletak di Posko Tanah Ampo, Karangasem dan GOR Swecapura, Klungkung, Bali, pada Minggu (24/9/2017).
Kedatangan Luhut juga tidak lepas dari kapasitasnya sebagai Ketua Panita Nasional Penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group Tahun 2018 atau International Monetary Fund (IMF)-World Bank (WB) Annual Meeting 2018.
Dijelaskan Luhut, rencananya pada 11-13 oktober 2017 mendatang, pihaknya akan bertolak ke Washington untuk membahas persiapan panitia.
Sebagaimana diberitakan di Kompas.com sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menunjuk Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menjadi penanggung jawab penyelenggaraan International Monetary Fund (IMF)-World Bank (WB) Annual Meeting 2018.
Jokowi menitipkan kepada Luhut agar benar-benar mempersiapkan acara tersebut secara matang. Jokowi menyebut acara tersebut akan dihadiri tidak kurang dari 13.000 orang dari penjuru dunia.
Baca juga: Indonesia Siapkan Rp 868 Miliar untuk Pertemuan IMF-World Bank
Pertemuan internasional ini rencananya digelar pada Oktober tahun 2018 mendatang di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali. Berbagai persiapan telah dilakukan untuk menyambut perhelatan yang akan dihadiri 15.000 peserta dari 189 negara itu tersebut. Pemerintah pun telah menyiapkan dana sebesar Rp 868 miliar.
Berkaitan dengan kondisi Gunung Agung saat ini, menurut Luhut, pihak Washington ingin mengetahui perkembangan terakhir Gunung Agung dan kesiapan panitia penyelenggara. Laporan Luhut juga akan memastikan apakah event 2018 tersebut akan terpengaruh atau tidak oleh aktivitas Gunung Agung.
"Bulan depan kita mau ke Washington, jadi untuk itu kami ke sini mau tahu sekarang kondisinya bagaimana," kata Luhut.
Dari sisi persiapan pelaksaan panitia sudah clear. Sementara berkaitan dengan kondisi Gunung Agung panitia akan melihat perkembangan dalam waktu 1-2 pekan ke depan.
"Kita lihat saja perkembangan satu dua pekan ke depan," ujarnya. Karena itu pihaknya tidak buru-buru memutuskan untuk memindahkan lokasi pelaksanaan kegiatan.
Apalagi kegiatan akan berlangsung setahun ke depan. "Kalau hal terburuk kan masih setahun lebih, tadi diskusi di mobil memikirkan tempat cadangan. Diskusi-diskusi kontingensi itu harus ada," kata Luhut.