Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Penelusuran Kelompok Saracen Butuh Ketelitian Ekstra

Kompas.com - 13/09/2017, 06:58 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul mengakui, tidak mudah mengusut tuntas kasus penyebaran ujaran kebencian dan konten berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) oleh kelompok Saracen di media sosial.

Sebab, kelompok tersebut memiliki 800.000 anggota di grup media sosial. Ini termasuk akun-akun yang dibajak dengan cara ilegal. Oleh karena itu, penyidik perlu kecermatan dan ketelitian tinggi untuk mencari jejak kelompok tersebut.

"Kan satu-satu digali sama penyidik. Dilihat, dia terkait apa tidak. Ini yang sedang dikerjakan," ujar Martinus di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/9/2017).

Nantinya, dari temuan-temuan yang ada, akan dikorelasikan dengan fakta hukum lainnya. Termasuk, dengan laporan hasil analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang hingga saat ini belum diterima polisi.

(Baca juga: Polisi Telusuri Aliran Rekening Saracen 3 Tahun ke Belakang)

Dengan demikian, penyidik bisa mengetahui dengan siapa saja transaksi keuangan dilakukan dan mencari pihak pemesan.

"Apakah ada percakapan, komunikasi, aliran dana, atau pertemuan. Harus satu-satu digali. Jika seseorang berkata A, kita tidak langsung percaya yang dikatakan A. Kita gali lagi info dari lainnya. Kita sandingkan apakah benar dari fakta itu," kata Martinus.

Dari jejak digital, ditemukan adanya akses ilegal oleh tersangka Jasriadi, ketua Saracen, terhadap sejumlah akun media sosial. Orang yang merasa akunnya dibajak pernah melaporkan dugaan tersebut ke polisi.

Namun saat itu belum diketahui bahwa Jasriadi yang melalukan.

"Jasriadi dengan kemampuannya banyak masuk ke akun seseorang, akun yang ada grupnya yang cukup banyak," kata dia.

"Ini pekerjaan yang butuh waktu besar, butuh ketekunan penyidik untuk memeriksa satu per satu," ujar dia.

Kompas TV Benarkah ada sejumlah tokoh dan purnawirawan turut terlibat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com