JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi senior PDI Perjuangan yang menjabat Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, mengaku senang Partai Perindo mengalihkan dukungannya kepada Joko Widodo.
Tjahjo mengungkapkan, pada Selasa (1/8/2017) malam kemarin, ia sempat bertemu Hary Tanoesoedibjo, pendiri sekaligus Ketua Umum DPP Perindo.
"Saya semalam 5 jam sama Pak Hary Tanoe," kata Tjahjo, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, (2/8/2017).
Tjahjo mengatakan, ia hadir memenuhi undangan sebuah acara yang digelar Hary Tanoe. Ia enggan menyebut secara detil mengenai acara itu.
Baca: Tak Usung Hary Tanoe, Perindo Siap Majukan Jokowi sebagai Capres
Menurut dia, acara tersebut juga diikuti oleh sejumlah gubernur.
Namun, Tjahjo menegaskan, Hary Tanoe tidak bicara soal dukungan Perindo kepada pemerintah dalam pertemuan tersebut.
"Tidak membicarakan soal itu ya. Tapi kami mengevaluasi kinerja Pak Jokowi," ujar Tjahjo.
Tjahjo sendiri baru mengetahui Perindo berubah haluan mendukung pemerintah dari pemberitaan di media massa pada hari ini.
Ia mengaku kaget dengan kabar itu.
"Saya juga cukup kaget Beliau langsung (menyatakan dukungan), di media ya. Ya nanti kita lihat, ini kan mulai berkembang (dukungan ke pemerintah). Besok tanggal 5 Hanura juga Rakernas," kata dia.
Baca: Ada Apa di Balik Dukungan Perindo untuk Jokowi?
Tjahjo menegaskan, dukungan Partai Perindo ini tidak terkait dengan kasus hukum yang menjerat bos MNC Group tersebut.
Hary saat ini berstatus tersangka di Bareskrim Polri atas dugaan ancaman melalui pesan singkat kepada Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto.
Kejaksaan Agung juga tengah menyelidiki tindak pidana korupsi terhadap pembayaran restitusi atas permohonan PT Mobile 8 Telecom tahun 2007-2008, yang diduga melibatkan Hary Tanoe sebagai komisaris di perusahaan tersebut.
"Enggak ada barter-barteran," kata dia.