Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Semakin Pintar, Media Tak Berintegritas Akan Ditinggalkan

Kompas.com - 02/08/2017, 13:50 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Samuel Abrijani Pangarepan mengimbau agar media meningkatkan integritas agar reputasinya tetap terjaga. Saat ini masyarakat Indonesia semakin cerdas dalam mencerna informasi.

Menurut Samuel, masyarakat akan memilah kabar mana saja yang penyampaiannya benar dan yang tidak benar.

"Kalau enggak punya integritas itu tidak akan dilihat orang. Karena masyarakat semakin pintar," kata Samuel di Kemkominfo, Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2019).

Menurut Samuel, kecenderungan masyarakat adalah mencari informasi yang aktual dan validitas informasi yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan.

 

(Baca: Menkominfo Ancam Tutup Akses Media Sosial yang Tak Bisa Tangkal "Hoax")

"Karena marketers-nya paham, (media yang) ini isinya cuma bombastis, (sedangkan yang lain) ini isinya informasi bisa ditanggung jawab," kata dia.

Ia melanjutkan, Kemenkominfo juga sedang meningkatkan kerja sama dengan sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi.

Pemerintah, kata Samuel, meminta perusahaan-perusahaan tersebut tidak mendukung media yang menyebarkan informasi tidak benar. Caranya, tidak menampilkan iklan media tersebut.

"Kami lagi bicarakan, salah satunya dengan goggle juga. Mungkin salah satu caranya tidak support portal hoax dengan pasang Ads (iklan) nya," kata dia.

Kompas TV Polda Sumatera Utara masih menahan pemilik akun Facebook yang dinilai menyebarkan berita bohong.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com