JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo belum berniat untuk membentuk tim pencari fakta (TPF) guna menyelidiki penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan.
Saat ditanya mengenai kemungkinan membentuk TPF karena sudah 108 hari kasus Novel belum terungkap, Jokowi awalnya enggan menjawab.
Padahal, ia sebelumnya menjawab panjang lebar pertanyaan wartawan soal pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Ya saya kira itu saja yang perlu saya sampaikan," kata Jokowi saat dicegat wartawan, usai menghadiri peluncuran program pendidikan vokasi dan industri, di Cikarang, Jumat (28/7/2017).
(Baca: Syafii Maarif Minta Jokowi Dorong Polisi Ungkap Kasus Novel)
Namun, para wartawan mendesak Jokowi dan menanyakan pertanyaan yang sama. Jokowi sempat terdiam cukup lama sebelum akhirnya mau buka suara.
Ia mengaku akan meminta masukan terlebih dulu kepada Kepala Polri Jendral (pol) Tito Karnavian.
"Ya nanti saya minta anu dulu ke Kapolri lah, saya minta masukan dulu ke Kapolri," ucap Jokowi sambil berlalu meninggalkan para pekerja media.
(Baca: Novel Baswedan Dapat Daftar Penyidik KPK yang Akan Diteror)
Novel Baswedan mendorong dibentuknya tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut tuntas kasusnya. Menurut dia, melihat molornya penyidikan selama tiga bulan, pelaku tidak akan tertangkap dari hasil penyidikan polisi.
Ia memastikan akan membeberkan fakta-fakta yang ditemukan serta kejanggalan dalam pengusutan kasusnya kepada TGPF.
"Lebih baik jika dibentuk TGPF untukk mengungkap fakta. Itupun kalau dianggap penting," ujar Novel dalam wawancara bersama "Mata Najwa" di Metro TV, Rabu (26/7/2017) malam. Hal serupa juga disampaikan para aktivis antikorupsi.