Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Nun Sebut Indonesia Terserang "Penyakit Komplikasi"

Kompas.com - 20/07/2017, 05:24 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun) menilai, Indonesia sedang terserang penyakit, yakni komplikasi.

Demikian gambaran kondisi bangsa yang disampaikan Emha dalam acara "Halal Bi Halal Arek Suroboyo" di Surabaya, Rabu (19/7/2017) malam.

"Penyakitnya Indonesia ini hanya satu, yakni penyakit komplikasi," sindirnya.

Baca juga: Teronggok Sakit, Kakek Sebatangkara Hidup dari Belas Kasihan Tetangga

Satu penyakit, kata Cak Nun, sudah diangkat, tinggal memulihkan bekas-bekasnya.

"Penyakit ini semacam kanker ganas yang jika dibiarkan bisa menjalar ke mana-mana," ujarnya.

Penyakit kanker diangkat yang dimaksud Cak Nun adalah ditetapkannya Ketua DPR Setyo Novanto dalam kasus korupsi megaproyek E-KTP.

"Di Indonesia ini kankernya banyak. Semoga setelah kankernya diambil Indonesia bisa hidup lebih sehat," ujarnya.

Selain sedang banyak dihinggapi penyakit, bangsa Indonesia juga sedang mengalami ketidakseimbangan dalam banyak hal.

"Ketidakseimbangan berpikir, ketidakseimbangan manajemen, ketidakseimbangan apa saja. Lahirnya perppu ormas adalah hasil dari ketidakseimbangan," ucapnya.

Baca juga: Cak Imin: Ekonomi Sulit Berputar, Situasi Politik Harus Lebih Kondusif

Meski begitu, Cak Nun berharap seluruh elemen bangsa tidak putus asa dengan kondisi ketidakseimbangan Indonesia sekarang. Bangsa Indonesia, kata dia, harus tetap mencari formula agar negara ini tetap hidup dengan penuh keseimbangan.

Kompas TV Lantas benarkah dirinya ikut terlibat dalam skandal proyek yang merugikan negara hingga 2,3 Triliun rupiah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com