Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kompas Tetap Jadi Diri Sendiri di Tengah Gempuran Media Sosial"

Kompas.com - 28/06/2017, 16:28 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Usia 52 tahun untuk sebuah surat kabar bukanlah sesuatu yang mudah diraih, apalagi di era digital saat ini. Namun, Harian Kompas berhasil membuktikan itu.

Tepat pada 28 Juni 2017 ini, setengah abad plus dua tahun sudah Harian Kompas mewarnai dunia jurnalistik di Indonesia.

Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengatakan bahwa media surat kabar memang mengalami tantangan yang tidak mudah. Maka, HUT ke-52 Harian Kompas ini mengambil tema "Satukan Langkah Mengatasi Tantangan".

"Sesuai dengan tagline-nya, kami memang harus bersatu, harus menyamakan langkah karena tantangannya memang tidak mudah. Tantangan di digital luar biasa," ujar Budiman dalam acara syukuran di Lantai 6, Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu (28/6/2017).

Budiman menegaskan, secara prinsip, Harian Kompas tak akan berubah. Harian Kompas saat ini dan ke depan diyakini masih akan sama dengan Harian Kompas sebelum-sebelumnya.

"Jurnalisme Kompas tidak akan berkurang. Kompas akan tetap menjadi dirinya sendiri di tengah gempuran media sosial," ujar dia.

(Baca juga: 52 Tahun Harian Kompas dan Warisan Jurnalisme Jakob Oetama)

Justru Harian Kompas saat ini akan menjadi sarana pencerah di tengah kesimpangsiuran informasi yang ada di media sosial.

"Kompas selalu mencoba menjadi clearing of information bagi perkembangan dunia media yang susah dikontrol dengan munculnya media sosial itu," ujar dia.

Soal perayaan HUT sendiri, Harian Kompas menggelar sejumlah acara, mulai dari memberi penghargaan bagi cerpenis terbaik dan sejumlah penulis yang selama ini mengisi kolom di Harian Kompas.

Kompas juga meluncurkan buku mengenai jejak langkah Kompas dalam hal penyaluran dana kemanusiaan. Buku itu berjudul "Talang Peduli Indonesia".

"Dana itu pertanggungjawaban etis dan pertanggungjawaban moral karena kepercayaan dari publik menyumbangkan dananya ke Kompas dan kemudian Kompas menyalurkannya lagi kepada masyarakat yang terkenda bencana," ujar Budiman.

 

Kompas TV Pelepasan Tim mudiKGesit 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com