JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Mulfachri Harahap mengatakan, serangan terhadap Markas Polda Sumatera Utara oleh terduga teroris semakin jelas menunjukkan bahwa target mereka adalah polisi.
Menurut Mulfachri, aksi teror sebelumnya di Kampung Melayu menargetkan anggota Polri yang bertugas di lapangan. Kali ini penyerangan menargetkan langsung ke markas polisi.
(Baca juga Ini Identitas dan Peran 9 Tersangka Kasus Teror di Kampung Melayu)
"Kalau tadi malam kan langsung ke markasnya. Jadi semakin clear bagi kita bahwa memang teman-teman Polri ada di barisan paling depan dari target yang di list oleh kelompok-kelompok itu," kata Mulfachri saat ditemui di acara open house di rumah dinas Ketua MPR, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (25/6/2017).
Mulfachri berharap agar polisi meningkatkan kewaspadaan, terutama memaksimalkan peran intelijen yang dimiliki Polri untuk mencegah terjadinya hal seperti itu.
Tak hanya intelijen Polri, intelijen negara juga harus berperan dalam menangkal potensi serangan teror.
"Saya kira fungsi intelijen kepolisian bukan cuma kepolisian, mungkin seluruh fasilitas intelejen yang dimiliki oleh negara ini harus digunakan untuk menangkal aktivitas-aktivitas semacam itu," ujarnya.
Ia berharap, polisi dapat mengusut tuntas jaringan pelaku teror yang menyerang Markas Polda Sumut tersebut. Polisi juga diminta mengungkap potensi-potensi terhadap kasus sejenis dalam waktu yang tidak terlalu lama.
(Baca juga Polda Sumut Diserang Dua Terduga Teroris, Satu Polisi Tewas Ditikam)
Dua terduga teroris berinisial AR dan SP menyerang Mapolda Sumut, Minggu pukul 03.00 WIB.
Setelah melompat pagar di penjagaan, pelaku menyerang polisi yang tengah beristirahat di salah satu dari tiga pos penjagaan.
Aiptu Martua Sigalinging yang sedang berjaga di pos tewas ditikam di leher, dada, dan tangan dengan menggunakan senjata tajam. Pelaku juga mencoba membakar ruangan pos.
Salah satu rekan Aiptu Martua, Brigadir E Ginting kemudian meminta tolong kepada anggota Brimob di pos lainnya.
Dari pos I, tiga anggota Brimob, yakni Brigadir Novendri Sinaga, Bharatu Lomo Simanjuntak, dan Brigadir Karo Sekali langsung bergerak cepat mendatangi Brigadir E Ginting.
Seketika itu melakukan tembakan terhadap kedua pelaku. AR tewas di tempat kejadian, sementara SP dalam kondisi kritis. Kasus penyerangan ini sedang ditangani Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.