Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bisa Ada "Sel Mewah" di Lapas Cipinang?

Kompas.com - 14/06/2017, 20:16 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keterbatasan jumlah sumber daya manusia menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pelanggaran di lembaga pemasyarakatan.

Pelanggaran itu, misalnya, adanya "sel mewah" di Lapas Klas I Cipinang, Jakarta Timur.

Keberadaan sel dengan fasilitas mewah itu terungkap ketika Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan penggeledahan di sel milik terpidana kasus narkotika Haryanto Chandra alias Gombak, pada akhir bulan lalu.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) DKI Jakarta, Endang Sudirman beralasan, keterbatasan jumlah sipir membuat pekerjaan mereka lebih berat.

Menurut dia, hal ini membuat para sipir mudah untuk dibujuk dengan berbagai hal yang menguntungkan secara pribadi.

Oleh karena itu, meski peralatan yang cukup memadai seperti x-Ray dan body scanner sudah ditempatkan di Lapas, hal itu tak menghentikan adanya oknum petugas yang "nakal".

"Ada implikasi ke arah sana yang bisa saja terjadi karena semakin ditekan dan dirayu," ujar Endang, di Gedung Imigrasi Kemenkumham, Jakarta, Rabu (14/6/2017).

Baca: Penghuni Sel Mewah di Lapas Cipinang Akan Dipindahkan ke Nusakambangan

Endang mengatakan, dari sisi kuantitas, jika dihitung perbandingannya, 400 narapidana dalam satu blok hanya diawasi 2 petugas.

"Pengawasannya yang kurang, kami sudah punya x-ray, body scanner tapi tidak cukup seperti itu," kata Endang.

Meski memiliki keterbatasan, kata Endang, hal ini bukan untuk dijadikan alasan pembena dari munculnya permasalahan di Lapas.

"Dalam arti dengan keterbatasan ini tidak boleh menyerah dan mengeluh. Kalau terjadi ya kami upayakan (pembenahan)," kata dia.

Sel mewah

Berdasarkan temuan BNN, situasi ruangan sel yang dihuni Haryanto tidak seperti ruangan sel pada umumnya.

Di ruangan tersebut terdapat AC, CCTV yang bisa memonitor setiap orang yang datang, Wifi, akuarium ikan Arwana, dan menu makanan spesial.

BNN juga mendapati keberadaan beberapa barang seperti satu unit laptop, satu unit Ipad, empat unit telepon genggam, dan satu unit token.

Dalam kesempatan yang sama, BNN juga menemukan aktivitas para narapidana yang tengah menghisap sabu di dalam sel.

Kompas TV Bagaimana dengan langkah pemerintah untuk memutus praktik bisnis gelap narkoba di Lapas? bagaimana pemerintah menjamin agar Lembaga Pemasyarakatan bersih dari praktik transaksi narkoba yang melibatkan bandar narkoba jaringan internasional dari luar Lapas? berikut adalah dialog dengan Humas BNN, Slamet Pribadi dan Dirjen Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan Ham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com