Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelihatan Novel Baswedan Masih Kabur

Kompas.com - 04/06/2017, 15:45 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi mata penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan yang saat ini dirawat di Singapura,  masih kabur. Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, hasil tes terhadap pengelihatan Novel masih kabur seperti kemarin.

"Hasil tes penglihatan masih sama kaburnya seperti kemarin," kata Febri, melalui keterangan tertulis, Minggu (4/6/2017).

Hasil tes menunjukkan kondisi mata kiri Novel dapat melihat satu jari dan lima jari tangan dalam jarak satu meter. Kondisi membran di mata kiri juga terus bergerak sehingga mengakibatkan lapisan luar seperti mau lepas dan menyebabkan gatal.

Pada Sabtu (3/6/2017), lanjut Febri, tim yang mendampingi Novel dalam perawatan di Singapura melaporkan sekitar pukul 20.00 kontak lens mata sebelah kiri Novel sempat lepas dua kali.

(Baca: Terjadi Peradangan, Mata Kiri Novel Baswedan Diobati Setiap Tiga Jam)

"Menurut dokter hal itu karena tekanan lapisan luar," ujar Febri.

Dan pada Pukul 03.00 dinihari tadi, kontak lens mata kanan juga copot. Namun sudah dilakukan pemasangan kembali.

"Untuk tekanan mata kiri dan kanan normal, serta kondisi kornea baik dan sehat," ujar Febri.

Seperti diketahui, hari ini menjadi hari ke-54 pasca Novel diserang orang tak dikenal. Dia diserang saat pulang shalat subuh di masjid di dekat rumahnya.

Pihak kepolisian sempat beberapa kali mengamankan orang yang dicurigai terkait penyerangan Novel. Namun, mereka kemudian dilepas kembali karena punya alibi yang kuat.

Kompas TV Kondisi Membaik, Namun Mata Kiri Novel Masih Parah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com