Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andi Narogong Mundur dari Proyek E-KTP karena Sakit Hati Disebut Calo

Kompas.com - 29/05/2017, 15:24 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong memilih mundur dari konsorsium yang ditunjuk sebagai pelaksana proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).

Andi beralasan, pengunduran dirinya tersebut karena merasa sakit hati atas ucapan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri, Irman.

Hal itu dikatakan Andi saat bersaksi dalam dalam persidangan kasus dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP) di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (29/5/2017).

"Saya mundur dari konsorsium, saya sedih dan sakit hati karena dibilang Irman bahwa saya calo dan tidak perlu diberi pekerjaan," ujar Andi kepada jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

(Baca: Jadi Saksi E-KTP, Andi Narogong Mengaku Kenal Setya Novanto)

Menurut Andi, sebelumnya ia bergabung dengan Konsorsium Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI). Meski perusahaan miliknya tidak ikut dalam konsorsium, Andi dijanjikan bahwa perusahaannya akan menjadi sub kontraktor.

Keputusan pengunduran diri itu diambil setelah uangnya yang dipinjam PT Quadra Solutions (anggota konsorsium) sebesar Rp 200 miliar telah dikembalikan.

Menurut Andi, kata-kata yang disampaikan Irman itu bukan tanpa sebab. Menurut dia, awalnya Irman meminta agar dia memberikan uang operasional.

Ia pun menyanggupi dan memberikan uang kepada Irman sebesar 1,5 juta dollar AS. Andi berharap siapa pun yang menjadi pemenang lelang, ia akan mendapat pekerjaan sebagai sub kontraktor.

(Baca: Andi Narogong: Saya Diomelin, Dimaki-maki, Dilempar Piring oleh Irman)

Menurut Andi, Irman sejak awal menginginkan agar pemenang lelang adalah PT Mega Global.

Namun, ternyata konsorsium yang ditunjuk sebagai pemenang lelang adalah Konsorsium PNRI, di mana salah satu perusahaan dalam konsorsium tersebut terdapat orang dekat Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi.

Andi sendiri pernah membocorkan penentuan lelang bahwa yang akan dimenangkan adalah PT Mega Global. Bahkan, hal tersebut sampai diketahui oleh adik Gamawan, Azmin Aulia.

Akibat hal itu, Irman sempat ditegur oleh Azmin Aulia. Hal itu kemudian membuat Irman menjadi marah. Andi bahkan pernah dimaki-maki dan dilempar piring oleh Irman.

Kompas TV Andi Narogong Saksi Sidang E-KTP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com