Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Masih Kaji Kasus Novel Baswedan

Kompas.com - 23/05/2017, 20:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

Kompas TV Kondisi Membaik, Namun Mata Kiri Novel Masih Parah

JAKARTA, KOMPAS.com- Komisioner Komisi Nasional Perlindungan Hak Asasi Manusia Hafid Abbas mengatakan, kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan merupakan ujian bagi penegak hukum, dalam hal ini Polri, untuk mengungkap kasus tersebut.

Komnas HAM tengah mengkaji apakah ada kendala dalam pengusutan kasus penyerangan Novel.

"Apakah memang di dalamnya ada konspirasi atau tidak, ada ancaman atau tidak, itu masih dalam proses. Biarlah kami diberi waktu melihat kasus ini," ujar Hafid, di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2017).

Ia mengatakan, penyerangan terhadap Novel termasuk perbuatan melanggar HAM.

Baca: Kapolri Sebut Miryam Berpotensi Terlibat Kasus Penyiraman Novel

Tindakan penyerangan itu dianggapnya kasus kejahatan terhadap kemanusiaan.

Hal tersebut disampaikan Hafid saat ditanya apakah Komnas HAM menemukan dugaan pelanggaran HAM dalam kasus tersebut.

"Ya jelas sekali (melanggar HAM), karena tugas yang melekat pada diri seorang Novel Bawedan dan dalam melaksanakan tugasnya dia pergi salat subuh, dia disiram air raksa, itu sebenarnya crimes against humanity," kata Hafid.

Selain itu, lanjut dia, jika ada dugaan melibatkan kekuatan institusi negara di balik penyerangan terhadap Novel, maka kejahatan itu bisa dikategorikan pelanggaran berat HAM.

"Kalau itu dilakukan ada kaitannya dengan kekuatan negara, ada institusi yang bermain dan itu bisa secara sistematis, itu bisa dilihat di mekanisme pelanggaran HAM berat," ujar Hafid.

Baca: Kapolri Sebut Miryam Berpotensi Terlibat Penyerangan Novel, Ini Kata Pengacara

Namun, Komnas HAM belum dapat menyimpulkan terkait kasus penyerangan Novel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com