JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat terorisme Sidney Jones mengingatkan pentingnya pendidikan bagi anak-anak yang berada di negara konflik.
Terlebih, bagi anak-anak yang orangtuanya pernah diduga teraviliasi dengan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Hal itu ia ungkapkan dalam acara Jakarta Geopolitical Forum, yang digelar Lembaga Ketahanan Nasional, di Jakarta, Sabtu (29/5/2017).
"Ada masalah yang masih belum terselesaikan. Bagaimana kita bisa memikirkan masa depan anak-anak di daerah jihad atau konflik. Misal Suriah, maupun di sini (Indonesia)," kata Sidney.
Sidney berujar, tidak menutup kemungkinan anak-anak itu terpengaruh dengan ISIS lantaran orangtuanya diduga menjadi bagian kelompok esktrimis tersebut.
"Kalau misalnya sudah ada ratusan anak yang terpengaruhi ISIS. Mungkin karena mereka menjadi bagian dari anggota keluarganya yang dideportasi dari Turki (diduga tergabung ISIS)," kata dia.
Ia menegaskan, semua pihak perlu memikirkan masalah pendidikan anak-anak tersebut. Itu agar anak-anak tersebut juga bisa kembali diterima di masyarakat.
"Kita harus memikirkan sekolah mereka. Supaya mereka bisa direintegrasi di dalam kehidupan Indonesia," terang Sidney.
Ia mencontohkan, bagaimana ribuan anak-anak pengungsi Suriah yang tidak mendapat pendidikan sama sekali di tempat-tempat pengungsian.
"Nasib ribuan anak-anak Suriah yang sudah jadi pengungsi. Sekarang ini tanpa pendidikan apapun dalam camp-camp pengungsi," kata dia.
Menurut Sidney, jika tidak ada kepedulian dari negara, anak-anak tersebut tidak menutup kemungkinan akan ikut juga terpengaruhi paham radikal.
"Bagaimana masa depan mereka, mereka juga akan terpengaruhi paham radikal kalau tidak ada intervensi dari negara," tegas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.