Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diminta Prakarsai Upaya Dialogis di Papua

Kompas.com - 04/05/2017, 18:55 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo diminta segera memprakarsai upaya dialogis di Papua untuk mewujudkan kondisi yang kondusif dan damai.

Hal ini disampaikan Rektor Universitas Katolik Parahyangan Bandung Mangadar Situmorang, mewakili Forum Akademisi untuk Papua Damai dalam focus group discussion yang digelar di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (4/5/2017).

Pernyataan tersebut diungkapkan Mangadar menangapi upaya percepatan pembangunan di Papua.

(Baca: Reaksi Jokowi Saat Ditanya soal Kebebasan Pers di Papua)

"Kami tahu bahwa Jokowi memberikan prioritas bagi percepatan pembangunan infrastruktur, termasuk di Papua. Pembangunan ini membawa implikasi-implikasi yang harus dicermati," ujar Mangadar.

Mangadar menyoroti potensi konflik yang timbul atas percepatan pembangunan di Papua. Oleh karena itu, harus diambil langkah agar konflik yang timbul bisa diantisipasi.

"Pelaksanaan pembangunan mustahil bisa berlangsung sesuai rencana tanpa perdamaian. Pembangunan akan sulit diwujudkan dalam situasi konflik," kata Mangadar.

"Kami sepakat bahwa kebijakan percepatan pembangunan di Papua harus didasarkan pada kondisi damai. Dengan kata lain, kami mau mengatakan bahwa perdamaian di tanah Papua merupakan prasyarat utama bagi percepatan pembangunan di tanah Papua," tambah dia.

Sementara Guru Besar Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Gajah Mada Purwo Santoso menyebut kondisi Papua saat ini sudah berubah.

Berbagai masalah yang ada di dalamnya semakin kronis. Namun, situasi yang seperti itu tidak direspons pemerintah secara proporsional.

Purwo menyinggung dana otonomi khusus bagi Papua yang salah satu penggunaannya untuk membiayai pendidikan.

(Baca: Jokowi Akan Temui Masyarakat Adat dan Pengusaha Papua)

Menurut dia, alokasi dana untuk pendidikan itu telah menghasilkan generasi muda yang terdidik dan memiliki kapasitas mengatasi masalah lebih tajam dalam berfikir dan juga mahir menggalang suara.

"Ketika itu tidak terantisipasi dengan baik maka pembiaran dalam penangannya itu sama dengan membiarkan situasi semakin buruk dan akan menjadi ledakan konflik yang sulit untuk dikelola," kata dia.

Menurut dia, upaya meredam potensi konflik memang sulit namun tetap bisa dilakukan dengan terus mendorong terjadinya komunikasi dialogis. Sehingga, muncul rasa saling percaya.

Kompas TV Tanah Papua mempunyai kekayaan alam yang luar biasa, yang layak untuk dijadikan sebagai destinasi wisata, salah satunya di Kota Merauke.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com