Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla Ingatkan Pengajian Agama Jangan Hanya Bahas Hadis dan Fikih

Kompas.com - 04/05/2017, 18:32 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa salah satu kekurangan umat Muslim di Indonesia adalah tertinggal dalam bidang ekonomi.

Hal itu diutarakan Jusuf Kalla ketika menyampaikan pidatonya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 1 Badan Kontak Majelis Taklim Tahun 2017 di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (4/5/2017).

"Salah satu kekurangan kita adalah kemajuan di bidang ekonomi. Hampir 67 persen ekonomi kita, aset-asetnya bukan dimiliki umat," ujar Kalla.

"Tapi biasanya dalam acara begini selalu ada bazar, jual beli. Itu adalah hal yang positif. Pas pengajian ada yang bawa batik dijual, itu hal baik. Itu mengajarkan kemandirian bagi putra-putrinya," kata dia.

Karena itu pemerintah ingin mendorong dan memberikan semangat agar para umat Muslim di Indonesia bisa meningkatkan taraf ekonominya.

"Kami ingin mendorong memberikan semangat. Jadi di dalam pengajian jangan hanya membahas hadis, fikih dan lain sebagainya. Tapi bagaimana memberi jalan kehidupan yang lebih baik. Itu juga ajaran agama," kata Jusuf Kalla.

(Baca juga: Ikuti Rapat MUI, Petinggi Parpol Bahas Kejayaan Politik Umat Islam)

Kalla juga berujar, peringatan Isra Miraj dan Maulid Nabi Muhammad SAW baiknya tiap tahunnya tidak dirayakan dengan cara yang sama. Kalla menilai perlu ada cara yang berbeda.

"Jangan kita tiap tahun hanya memperingati Isra Miraj dan Maulid Nabi itu-itu saja yang kita ceritakan. Tapi bagaimana sisi-sisi kemajuan yang kita capai (diceritakan)," kata dia.

Kompas TV Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai rencana GNPF MUI turun ke jalan pada Jumat, 5 Mei mendatang tidak perlu dilakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com