Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabareskrim "Curhat" soal Perdagangan WNI kepada Kepala Polisi Saudi

Kompas.com - 19/04/2017, 12:38 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam kunjungannya ke Indonesia, Kepala Kepolisian Arab Saudi Othman bin Nasser Al Mehrej juga menemui Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto.

Kesempatan tersebut dimanfaatkan Ari untuk menyampaikan banyaknya warga negara Indonesia yang menjadi korban perdagangan orang di Arab Saudi.

Ia menganggap Arab Saudi merupakan salah satu negara negara yang yang menjadi target dari sindikat perdagangan manusia karena magnet bagi para pencari kerja. Salah satu modus perdagangan orang yakni lewat perjalanan umroh.

"Modus yang dilakukan oleh pelaku penyelundup dan pedagang manusia itu, undercover-nya dengan berangkat umroh. Setelah umroh, mereka lari dari biro travel, tidak kembali lagi ke Indonesia," ujar Ari melalui siaran pers, Rabu (19/4/2017).

(Baca: Dirjen Imigrasi Sebut Banyak TKI ke Arab Saudi dengan Alasan Umrah)

Ari mengatakan, di Arab Saudi, WNI itu ditampung oleh para sindikat lalu dijanjikan akan dicarikan pekerjaan di sana.

Berdasarkan data, WNI yang overstay di Arab Saudi hingga 2015 sebanyak 588.75 orang. TKI yang berhasil dipulangkan dari Arab Saudi pada 2015 sebanyak 13.064 orang dan pada 2016 sebanyak 9.925 orang.

Ari ingin masalah tersebut bisa diatasi bersama oleh Pemerintah Arab Saudi dan Pemerintah Indonesia.

Kesepakatan soal penegakan hukum terkait penyelundupan dan perdagangan manusia juga tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bersama kepolisian Arab Saudi saat kedatangan Raja Salman bin Abdulaziz ke Indonesia.

(Baca: Temui Kapolri, Kepolisian Arab Saudi Tindak Lanjuti MoU Pemberantasan Kejahatan Transnasional)

"Bagaimana mengatasi supaya tenaga kerja itu tidak bermasalah di Arab Saudi karena bekerja secara ilegal lalu pertukaran informasi agar TKI yang hendak berangkat benar-benar memiliki kesiapan mulai dari administrasi hingga kompetensi kerja mereka di sana," kata Ari.

Dengan demikian, kata Ari, ada sistem penyaringan TKI dan PJTKI mana yang patut dan tidak patut sehingga sindikat perdagangan manusia ini bisa dihapuskan.

Dalam kesempatan itu, Kepala Kepolisian Arab Saudi, Komisaris Jenderal Othman bin Nasser Al Mehrej sepakat mengentaskan kejahatan lintas negara itu.

Othman sebelumnya permah menjabat sebagai pimpinan di direktorat setingkat Bareskrim Polri di Arab Saudi.

“Anggota delegasi yang ikut serta dengan saya ke Indonesia ini kebanyakan sebenarnya berasal dari Divisi Reserse dan Kriminal. Untuk itu, tentu saja saya sangat mengenal persoalan-persoalan yang terkait dengan Reserse dan Kriminal,” kata Othman.

Kompas TV Kementerian Luar Negeri membenarkan, ada sekitar 300 Tenaga Kerja Indonesia yang diduga disekap dan disiksa di Riyadh, Arab Saudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com