Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Medis Sri Rabitah di RSUD NTB dan RS di Doha Akan Dibandingkan

Kompas.com - 07/04/2017, 15:14 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengungkapkan berdasarkan pemeriksaan medis ginjal Sri Rabitah masih utuh dan tidak hilang.

Sri Rabitah adalah mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Lombok yang sempat menjadi perhatian publik karena mengaku kehilangan ginjal ketika bekerja di Qatar.

Iqbal menjelaskan, keterangan masih utuhnya ginjal Sri Rabitah itu berdasarkan hasil pemeriksaan terakhir yang dilakukan dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Nusa Tenggara Barat (RSUD NTB) beberapa waktu lalu.

(Baca: Kuasa Hukum Temukan Kejanggalan dalam Kasus Sri Rabitah)

"Hasil pemeriksan terakhir di RS Umum Daerah NTB, menyebutkan bahwa ginjal yang diklaim tidak ada di bagian kanan ternyata masih intact (utuh)," ujar Iqbal di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).

Iqbal mengatakan, pihaknya akan meminta data dari RS di Doha, Qatar yang sempat melakukan pemeriksaan terhadap Sri Rabitah.

Nantinya kedua data RS tersebut akan dilihat dan diteliti secara bersamaan.

"Itu yang akan kami konfontasi dengan info yang kami dapat dari pihak RS di Doha, Qatar, pihak RS di sana sudah siap mengonfirmasi," kata Iqbal.

Sebelumnya, Sri mengaku kehilangan ginjal saat bekerja di Doha. saat itu ia diajak oleh majikannya ke rumah sakit.

(Baca: Migrant Care Duga Ada Keterlibatan Jaringan Internasional dalam Kasus Sri Rabitah)

Di sana Sri Rabitah mengaku diperiksa dan tak sadarkan diri. Setelah itu kondisi kesehatannya kian menurun dan dipulangkan ke Indonesia.

Sri Rabitah menduga ginjalnya hilang. 

 

Menurut keterangan pihak RSUD NTB, ginjal Sri Rabitah masih utuh. Namun ada selang serta batu yang perlu dikeluarkan dari dalam tubuh Sri Rabitah.

Selang tersebut diduga sudah terpasang saat Rabitah menjalani operasi di Qatar 2014.

Kompas TV Sri Rabitah, sempat memaparkan kisah pahit yang dialaminya, saat tiba di Qatar. Tak hanya mendapat siksaan dari majikan, sri juga ternyata sempat mendapat perlakuan tidak manusiawi dari orang Indonesia yang menjadi agensi perwakilan perusahaan penampungan TKI di Qatar. Niat Sri Rabitah mencari penghidupan yang lebih baik dengan menjadi buruh migran di Qatar, terpaksa kandas di tengah jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com