JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan, pentingnya pengetatan biaya dalam anggaran belanja kementerian/lembaga. Oleh karena itu, pemerintah kembali mengambil langkah penghematan besar-besaran di seluruh kementerian/lembaga.
“Cost effective artinya bagaimana anggaran yang ada itu menghasilkan lebih banyak karena anggaran ini tidak kita hemat,” kata Kalla di Kantor Wapres, Selasa (4/4/2017).
Dengan adanya pemaksimalan biaya yang dikeluarkan, kementerian/lembaga diharapkan dapat membelanjakan anggarannya lebih tepat sasaran.
Salah satu yang mendapatkan perhatian pemerintah dalam penghematan anggaran ini, kata Kalla, yaitu dalam pembangunan infrastruktur.
“Kalau uang yang ada bisa bikin 1.000 km jalan, kenapa musti dibikin 700 km atau sebaliknya. Karena itu, dikurangi hal-hal yang tidak penting, dikurangi perjalanan, seminar-seminar, pertemuan-pertemuan, pegawai yang tidak perlu,” ujarnya.
Ia berharap, dengan kebijakan ini target pertumbuhan yang dicanangkan pemerintah dapat tercapai. Sehingga, memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, kemarin, Presiden Joko Widodo menginstruksikann seluruh kementerian/lembaga mengencangkan ikat pinggang dalam periode 2017-2018.
Jokowi menilai, anggaran di luar belanja modal masih berlebihan dan dapat dipangkas.
"Kita ingin agar 2017-2018 itu dilakukan penghematan besar-besaran di seluruh kementerian dan lembaga," ujar Jokowi dalam pembukaan sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/4/2017).
Di sisi lain, Presiden meminta meningkatkan ekspor dan investasi dalam negeri. Khusus mengenai ekspor, Presiden meminta menteri terkait mengirim rombongan misi perdagangan ke negara-negara yang belum pernah menjadi pasar Indonesia.