JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berulang kali mengungkapkan kepenatannya bergelut di dunia politik.
Terakhir, Mega menyampaikan hal tersebut saat menghadiri HUT ke-17 Banteng Muda Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, akhir Maret 2017 lalu.
"Saya berkata pada diri saya, mereka (kader) itu kok enggak kapok-kapok. Saya sebetulnya sudah dari tahun lalu mau pensiun. Karena tidak mudah apalagi seorang wanita menjadi ketua umum partai di Republik ini," ujar Megawati.
"Megawati Pensiun" pun menjadi topik dalam program Satu Meja Kompas TV, Senin (3/4/2017) malam, yang dipandu Budiman Tanuredjo.
Manusiawi
Pada acara tersebut, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pernyataan Megawati sangat manusiawi.
"Hukum alam itu, seseorang ada batasnya. Di situlah Beliau menyampaikan aspek-aspek manusiawi Beliau sebagai seorang ibu," ujar Hasto.
Pernyataan Mega yang disampaikan pada acara HUT Banteng Muda Indonesia, menurut dia, secara implisit mengingatkan kepada para kader muda soal pentingnya kaderisasi kepemimpinan di sebuah partai politik, termasuk PDI-P.
(Baca: Sekjen PDI-P Sebut Pengganti Megawati Harus Trah Soekarno)
Di sisi lain, Megawati dinilai lebih tunduk pada amanah partai.
Ketika massa kongres meminta dirinya kembali maju sebagai ketua umum, Megawati mengalahkan egonya untuk lepas dari dunia politik.
"Pada saat bersamaan, Ibu Mega juga taat kepada keputusan partai. Ketika kongres meminta, meskipun Beliau meminta pensiun, beliau sebagai petugas partai taat ke keputusan partai," ujar Hasto.
Partai berlambang banteng itu masih merasa memerlukan sosok Megawati yang dinilai memiliki daya tarik ideologis sekaligus pemersatu partai.
Melihat tantangan bangsa dan negara, sosok Megawati dianggap mampu menjadi pembimbing ideologi yang baik bagi para kader.
"Contohnya ketika ada isu makar. Presiden Jokowi terpilih secara konstitusional. Tapi ada pihak-pihak yang mencoba untuk mengganggu jalannya pemerintahan. Di situlah Ibu hadir dengan seluruh kekuatan politik yang menyatakan, 'Saya berdiri di belakang Pak Jokowi. Siapapun yang berhadapan dengan Pak Jokowi, akan berhadapan dengan PDI Perjuangan'. Itu yang disampaikan. Kami masih memerlukan sosok seperti itu," ujar Hasto.