JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebutkan, pengganti Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum harus berasal dari trah atau keturunan Soekarno.
Hal ini disampaikan Hasto dalam acara Satu Meja yang ditayangkan Kompas TV, Senin (3/4/2017).
Awalnya, pembawa acara Budiman Tanuredjo menanyakan mekanisme internal PDI-P apabila Megawati benar-benar "pensiun".
Megawati sebelumnya mengungkapkan keinginan untuk pensiun saat menghadiri acara Banteng Muda Indonesia beberapa waktu lalu.
Hasto mengungkapkan, ada kesepakatan pada Kongres PDI-P di Bali tahun 2015 lalu, bahwa Megawati mengusulkan penggantinya.
Kongres akan menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap calon yang diusulkan Megawati itu.
"Kongres yang lalu menetapkan bahwa Ibu Megawati lah yang nantinya mengusulkan ketumnya, untuk ditetapkan di dalam kongres. Itu mekanisme," kata Hasto.
(Baca: Cerita Megawati yang Terus Jadi Ketum PDI-P dan Keinginan Pensiun)
Hasto lalu berbicara mengenai PDI-P yang tidak bisa lepas dari ideologi Bung Karno, sosok proklamator yang juga ayah Megawati.
Ia menyebutkan, partainya sudah melakukan survei internal dan 84 persen kader menyatakan bergabung ke PDI-P karena ingin menyatukan diri dengan ide, gagasan, dan cita-cita Bung Karno.
"Sehingga Bung Karno dan Bu Mega sebagai perekat kesadaran, motif, kenapa mereka mau bergabung dengan PDI-P," ujar Hasto.
Hasto juga membenarkan saat ditanya apakah Ketua Umum PDI-P pengganti Megawati harus trah Soekarno.
Ia mengatakan, Soekarno dan keluarganya memang mendapatkan tempat istimewa di PDI-P dan menjadi bagian dari genetika partai.
"Iya (harus trah Soekarno), dari survei yang kami lakukan dan saat turun ke bawah kesadarannya sepeti itu," ujar Hasto.
Ada beberapa keturunan Soekarno yang aktif berkarir di partai berlambang banteng.