JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengatakan sekolah harus menjadi zona berintegritas dan menjauhi praktik kecurangan pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN).
"Mari bersama kita jauhkan kecurangan dalam ujian. Kita jadikan sekolah sebagai zona berintegritas," ujar Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nizam, di Jakarta, Senin (3/3/2017).
Nizam menegaskan bahwa sukses generasi emas dimulai dari kejujuran, kerja keras, percaya diri, dan doa.
(Baca: Mendikbud Minta "Hacker" Tak Ganggu Pelaksanaan UN Berbasis Komputer)
Oleh karena itu dia meminta agar peserta maupun sekolah harus menjauhkan diri dari praktik kecurangan.
"Selamat mengikuti ujian nasional bagi seluruh siswa-siswi di SMK. Tunjukkan prestasi hasil belajarmu, jadilah siswa yg percaya diri dan menjunjung tinggi kejujuran," katanya.
Pada tahun ini, pelaksanaan UN SMA dan SMK dilangsungkan pada waktu yang berbeda. Hal itu dikarenakan agar semakin banyak peserta yang bisa mengikuti UNBK dan saling berbagi sumber daya.
Pemerintah mencatat sebanyak 1,3 juta siswa dari 12.509 sekolah mengikuti UN SMK 2017.
Jumlah itu terdiri dari 150.855 peserta Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP) dan 1.176.391 peserta Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
(Baca: Demi UN Berbasis Komputer, Wali Murid Beri Pinjaman Laptop ke Sekolah)
"Tahun ini, SMK yang mengikuti UNBK lebih banyak atau 9.829 sekolah atau 78,58 persen sekolah dan hanya 2.680 SMK atau 21,42 persen sekolah yang mengikuti UNKP," kata Nizam.
Untuk UN tingkat SMK pada 2017 juga tetap menguji empat mata pelajaran, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Teori Kejuruan.
Kemudian mata pelajaran yang akan diujikan dalam USBN tingkat SMK adalah Pendidikan Agama, PPKN, dan Keterampilan Komputer.