JAKARTA, KOMPAS.com – Hasil survei Global Corruption Barometer (GCB) yang dipublikasikan Transparency International Indonesia (TII), menunjukkan potret kinerja pemberantasan korupsi di tubuh Polri tahun 2016 lebih baik dari pada 2013.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bersyukur atas capaian kinerja Polri selama ini. Meski demikian, Tito tetap memberikan catatan, lantaran Polri masih berada di urutan lima besar di antara kementerian/lembaga yang masuk dalam radar survei itu.
“Sekarang, di tahun 2016 hasilnya Polri turun pangkat dikit jadi nomor lima lembaga terkorup. Tapi masih kurang bagus juga,” kata Tito saat upacara korps raport di Wisma Bhayangkari Mabes Polri, Kamis (23/3/2017).
Berdasarkan survei GCB, persepsi publik soal korupsi yang terjadi di tubuh Polri di tahun 2013 sebesar 91 persen. Presentase itu menempatkan Polri di urutan pertama lembaga terkorup saat itu.
Namun, survei GCB di tahun 2016 menunjukkan presentase persepsi publik soal korupsi di Polri hanya 40 persen. Dengan presentase itu, Polri berada di urutan kelima.
Sementara, DPR menduduki urutan pertama dengan presentase 54 persen. Tito berharap, agar 52 perwira tinggi baru yang dilantik hari ini dapat bekerja sebaik mungkin sehingga mereka bisa memulihkan kepercayaan publik terhadap Polri.
“Saya minta untuk betul-betul berpikir untuk mengembangkan. Buat desain proposal pengembangann dan segera pro aktif ke pimpinan untuk membesarkan masing-masing,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.