Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertahan 40 Hari di Sudan, Empat Polisi Tunda Pernikahan

Kompas.com - 15/03/2017, 15:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 139 anggota Formed Police Unit (FPU) ke-8 yang mengikuti misi perdamaian PBB di Sudan telah kembali ke Indonesia dan berkumpul dengan keluarga.

Mereka sempat tertahan selama 40 hari untuk menjalani pemeriksaan di Sudan karena tersandung masalah.

Para polisi ini dianggap menyelundupkan sejumlah tas berisi senjata dan amunisi lewat Bandara El Fasher.

Semua rencana yang dirancang sejak jauh hari, terpaksa dibatalkan dan diundur akibat terlambat pulang ke Indonesia.

Kepala Satgas FPU ke-8 AKBP John Huntal Sitanggang mengatakan, empat anggota timnya yang terpaksa mengundur waktu pernikahan yang sedianya digelar setelah jadwal kepulangan yang seharusnya.

"Rekan kami banyak yang tertunda rencana sepulang dari operasi. Ada yang rencana untuk menikah, sekolah, dan banyak hal lainnya. Dalam waktu 40 hari, semua jadi seperti harus diubah secara total," ujar John, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (15/3/2017).

(Baca: Sempat Tertahan, Pasukan Perdamaian Polri di Sudan Pulang ke Tanah Air)

Bahkan, kata John, sempat tebersit rencana untuk menikah melalui aplikasi video chat Skype. Namun, akhirnya mereka menunggu penyelesaian masalah di Sudan, untuk kemudian menyelenggarakan pernikahan.

Ada juga sejumlah acara penting lainnya yang harus ditunda karena jadwal kepulangan yang tidak pasti.

"Investigasi itu melibatkan banyak pihak dan bagian yang dimintai keterangan. Itu yang bikin lama, memakan waktu," kata John.

Selama 40 hari tersebut, mereka tinggal di transit camp. Di sana, keperluan mereka dilengkapi sambil menunggu proses pemeriksaan.

Sebanyak 10 hingga 15 anggota mewakili tim tersebut untuk menjalani pemeriksaan oleh otoritas Sudan.

John sebagai pimpinan Satgas mendengar banyak keluhan dari anggotanya. Beberapa dari mereka tidak terbiasa jauh dari keluarga dalam jangka waktu yang lama.

Ketika mendengar kepulangan ditunda karena ada sejumlah persoalan, pihak keluarga di Indonesia merasa cemas.

"Mungkin menimbulkan tekanan sampai masuk RS. Seminggu di awal saja banyak laporan keluarganya sakit," kata John.

"Istri saya sendiri cukup kuat, jadi bisa menguatkan keluarga yang lain. Menguatkan satu sama lain lah," lanjut dia.

Satgas mendapat dukungan moral dari Kedutaan Besar Indonesia, Kompolnas, dan perwakilan dari Polri yang berangkat ke Sudan.

Dengan demikian, mereka bisa menjalani proses investigasi sambil menunggu kepulangan ke Indonesia dengan tenang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com