Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumat Besok, Raja Salman Bertemu Tokoh Lintas Agama

Kompas.com - 02/03/2017, 20:12 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis al-Saud dijadwalkan melakukan pertemuan dengan tokoh lintas agama, Jumat (3/3/2017) besok.

"Betul, setelah shalat Jumat, akan ada pertemuan dengan tokoh-tokoh lintas agama," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (2/3/2017).

Lukman belum bisa memastikan di mana pertemuan itu akan digelar.

"Kalau tidak di sini (Istana Presiden), di Hotel Raffles, Jakarta Selatan. Nanti lihat saja," ujar Lukman.

Presiden Joko Widodo akan memandu pertemuan tersebut.

(Baca: Ketika Raja Salman Bertemu Keturunan Soekarno...)

Lukman mengatakan, forum pertemuan tokoh lintas agama ini diadakan juga atas keinginan Raja Salman.

Menurut dia, dipisahkannya pertemuan antara Raja Salman dengan tokoh-tokoh Islam dan tokoh lintas agama, tak perlu dipermasalahkan.

"Ya bertahaplah. Jadi memang Raja sendiri yang ingin bertemu tidak hanya dengan tokoh-tokoh Islam. Lalu kami meminta agar ada juga pertemuan dengan tokoh lintas agama dan Alhamdulilah, Raja berkenan," ujar Lukman.

Mengenai topik yang akan diperbincangkan dalam pertemuan itu, Lukman belum bisa menyebutkannya.

Kompas TV Raja Salman sempat berkunjung ke gedung dpr. Raja salman disambut meriah oleh ketua DPR Setya Novanto dan ratusan anggota DPR. Ketika masuk kedalam gedung, Raja Salman disambut anggota DPR yang berebut berfoto selfie bersama Raja Salman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com