Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KY Ingin Awasi Etika Jaksa, Panitera, hingga Penyelenggara Negara

Kompas.com - 27/02/2017, 12:12 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Yudisial ingin kewenangannya diperluas. KY ingin tidak hanya mengawasi hakim, namun juga jaksa, panitera, hingga seluruh penyelenggara negara.

Perluasan wewenang KY ini rencananya akan dibahas dalam Konferensi Nasional Etika Berbangsa dan Bernegara yang akan diselenggarakan April mendatang.

Hari ini, Senin (27/2/2017), Ketua KY Aidul Fitriciada Azhari menggelar pertemuan dengan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddiqie untuk membahas acara tersebut.

"Kami sendiri sebenarnya sudah lama menyampaikan ke berbagai pihak. Ke MPR, Presiden," kata Aidul.

Aidul mengatakan, ada dua opsi mengenai perluasan wewenang KY ini. Pertama, KY berubah menjadi Dewan Yudisial dan perluasan wewenang dilakukan terbatas hanya kepada hakim, jaksa dan panitera.

"Karena tiga unsur ini kan yang beperkara di pengadilan," kata dia.

Opsi kedua, KY berubah bentuk menjadi Dewan Kehormatan Penyelenggara Negara. Dengan perubahan ini, maka KY akan mengawasi etika seluruh penyelenggara negara.

"Lebih luas, menyangkut birokrasi, hakim, polisi penegak hukum, termasuk TNI/Polri juga," kata dia.

(Baca juga: Pengembalian Kewenangan KY Awasi Hakim MK Dinilai Mendesak)

Aidul berharap agar usulan ini disambut baik oleh DPR dan pemerintah dengan revisi Undang-undang hingga amandemen UUD 1945.

"Bisa UU, atau nanti yang paling puncak amandemen. Untuk UU bisa kita usulkan terlebih dahulu. Sementara kan ada UU Etika Penyelenggara Negara," ucapnya.

Jimly menambahkan, pengawasan terhadap etika penyelenggara negara ini sangat penting mengingat kondisi bangsa saat ini.

Setidaknya, kata dia, urgensi ini perlu menjadi sebuah opini yang berkembang di publik terlebih dahulu sebelum lebih jauh dirumuskan dalam undang-undang.

"Bangsa kita ini seperti semakin tidak berakhlak pejabatnya, juga warganya mengikuti kelakuan para pejabatnya juga," ujar Jimly.

Kompas TV Komisi Yudisial Awasi Hakim yang Pimpin Sidang Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com