Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Kasihan Pak SBY...

Kompas.com - 15/02/2017, 20:26 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat, Ruhut Sitompul, mengaku sudah memprediksi kekalahan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni pada Pilkada DKI Jakarta.

Ia menyatakan, langkah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mencalonkan anak sulungnya pada Pilkada DKI merupakan ulah para pembisik di dekat SBY.

"Kasihan Pak SBY. Pak SBY ini terpengaruh sama pembisik-pembisiknya saja. Enggak enak kan jadinya, ini seperti Pak SBY lawan Ruhut, Ruhut yang menang. Aku enggak kaget Agus kalah. Sudah pasti kalah kok," kata Ruhut, saat dihubungi, Rabu (15/2/2017).

(Baca: Sepinya Posko Pemenangan Agus-Sylvi...)

Ruhut menuturkan, dulu dia merupakan orang pertama yang melarang SBY mencalonkan Agus pada Pilkada DKI. Menurut Ruhut, Agus memiliki masa depan yang cemerlang di militer.

"Aku kan yang paling enggak setuju anaknya mundur. Tanya orang, tanya Presiden (Jokowi). Aku pernah nitip anaknya (SBY) kok biar jadi jenderal, tapi ya sudahlah. Yang penting aku happy. Ahok-ku menang sama Djarot," lanjut Ruhut.

Hasil quick count Pilkada DKI Jakarta versi Litbang Kompas, pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni memperoleh 17,37 persen, Ahok-Djarot 42,87 persen, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno 39,76 persen. 

Kompas TV Pada sesi jumpa pers setelah debat, pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni kembali menegaskan kepercayaan diri mereka untuk memenangi pilkada Jakarta. Seperti apa? Ini dia pernyataan Agus Yudhoyono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com