Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla: Nomor Satu Masih Mudalah, Masih Ada Kesempatan Nanti

Kompas.com - 15/02/2017, 17:35 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil quick count atau hitung cepat lembaga survei Indikator Politik Indonesia menempatkan, pasangan nomor urut satu pada Pilkada DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, berada di urutan paling akhir.

Wakil Presiden Jusuf Kalla turut angkat bicara terkait perolehan suara Agus-Sylvi berdasarkan data hitung cepat sementara itu.

“Kalau (nomor) satu masih mudalah, masih ada kesempatan nanti,” kata Kalla di Rumah Dinas di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/2/2017).

Menurut Wapres, dibandingkan dua kandidat pasangan calon lainnya, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, pasangan Agus-Sylvi relatif masih hijau dalam berpolitik.

(Baca: Ahok Sindir Lembaga Survei yang Pernah Buat Elektabilitas Ahok-Djarot 10 %)

“Ini kayaknya berdasarkan senioritas ini,” ujarnya.

Lebih jauh, Wapres juga menyoroti hasil hitung cepat perolehan suara pasangan nomor urut dua dan tiga.

Perolehan suara yang cukup seimbang, dinilai Wapres, akan mengantarkan keduanya pada pemilihan putaran kedua.

“Dua putaran memang tidak mudah,” kata dia.

Berdasarkan data yang dirilis Indikator Politik Indonesia hingga pukul 16.30 WIB, data yang telah masuk mencapai 91,25 persen dengan tingkat partisipasi 80,08 persen.

Adapun tingkat kesalahan (margin of error) mencapai lebih kurang 1,98 persen.

Dalam data yang ditampilkan, perolehan suara untuk pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebesar 17,36 persen.

(Baca: Sepinya Posko Pemenangan Agus-Sylvi...)

Sementara itu, pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat mencapai 42,8 persen. Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mendapat suara sebesar 39,84 persen.

Perolehan suara tersebut masih bersifat sementara. Angka perolehan suara berupa persentase dipredikasi akan terus bertambah.

Kompas TV Agus Yudhoyono memberikan kalimat penutup setelah debat final kandidat berakhir

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com