Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajah Dua Era di Gedung Candra Naya

Kompas.com - 25/01/2017, 05:15 WIB
Sheila Respati

Penulis

KOMPAS.com - Selama ini Jalan Gajah Mada di kawasan Jakarta Barat, dikenal sebagai sentra kuliner, pusat perbelanjaan, hiburan malam, dan tempat berdirinya gedung-gedung hotel megah.

Tidak banyak yang tahu, di ruas jalan tersebut masih tersisa sebuah bangunan berusia ratusan tahun.  

Sebuah rumah kuno bergaya China yang menjadi saksi sejarah hadirnya masyarakat Tionghoa di Indonesia. Rumah tersebut saat ini bernama Gedung Candranaya, atau sering disebut oleh masyarakat sekitar dengan nama Rumah Mayor. Lokasinya di Jalan Gajah Mada nomor 188.

Jika melongok ke aplikasi Google Maps, di lokasi tersebut tidak akan tersebut Rumah Mayor, atau Candranaya, melainkan Novotel Gajah Mada atau Green Central City.

Lokasi Gedung Candranaya memang berada di dalam area superblok Green Central City yang dibangun dan dikelola oleh pengembang PT Modernland Realty Tbk.

Rumah tersebut bersanding dengan area kuliner, Hotel Novotel, pusat perbelanjaan, apartemen, dan perkantoran modern yang ada di dalam superblok.

KOMPAS.com/SHEILA RESPATI Sebuah taman air menambah kesejukan suasana di dalam gedung Candra Naya atau Rumah Mayor yang terletak di kawasan Gajah Mada, Jakarta Barat. Gedung ini sudah berusia ratusan tahun dan dulunya dimiliki seorang pengusaha China sukses, Khouw Kim An yang kemudian diangkat sebagai Mayor oleh pemerintah Hindia Belanda.
Area rumah tersebut teduh karena saat ini berada di kaki-kaki apartemen dan gedung modern dalam kawasan superblok. Rumah ini terletak tidak jauh dari pintu masuk Novotel dan gerai covenient store 7 Eleven.

Sayap kiri dan kanan rumah tersebut kini dimanfaatkan sebagai area kuliner.

“Tanah ini dikembangkan menjadi superblok dan dikelola oleh PT Modernland Realty Tbk. Namun, masih di bawah supervisi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Rumah Khouw Kim An juga masih dipertahankan karena merupakan cagar budaya,” ujar Vivi Chai, Commercial Area Departement Head PT Modernland Realty Tbk.

Mengacu pada sebuah catatan yang terpasang di samping pintu gerbang utama, rumah tersebut dikatakan dibangun lebih kurang 200 tahun lalu yakni antara tahun 1806 atau 1867.

Disebut sebagai Rumah Mayor karena dulu rumah tersebut adalah kantor dan tempat tinggal Mayor Tionghoa Khouw Kim An. Jabatan Mayor diemban Khouw Kim An pada tahun 1910-1942.

Mayor adalah sebuah jabatan yang cukup prestisius dalam struktur pemerintahan Hindia Belanda. Jabatan itu menunjukkan bahwa tuan rumah tersebut berstatus sosial tinggi.

Namun, apakah ia yang membangun rumah tersebut, atau ia hanya mewarisi rumah tersebut dari sang ayah, Khouw Tjeng Tjoan? Masih abu-abu.

KOMPAS.com/SHEILA RESPATI Gedung Candra Naya atau Rumah Mayor masih berdiri kokoh di antara apartemen dan pusat perbelanjaan megah di kawasan Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat. Gedung ini sudah berusia ratusan tahun dan dulunya dimiliki seorang pengusaha China sukses, Khouw Kim An yang kemudian diangkat sebagai Mayor oleh pemerintah Hindia Belanda.
Melewati pintu gerbang, terpampang lukisan diri Sang Mayor di sisi tembok kanan dan kiri. Layaknya rumah bergaya Cina kuno, sebuah tembok pembatas berdiri di tengah selasar rumah. Menutupi pandangan orang yang berlalu-lalang di depan rumah ke area dalam.

Masuk lebih jauh di balik tembok tersebut, ada sebuah ruang yang luas dan terang. Cahaya terang tersebut datang dari sinar matahari yang menembus atap dari kaca. Namun demikian, bagian dalam rumah tetap terasa teduh dan sejuk.

Di area belakang rumah terdapat teras, sebuah kolam teratai yang konon merupakan area rekreasi keluarga Mayor Khouw Kim An, dan sebuah pelataran luas berlantai marmer.

Berbatasan dengan pelataran tersebut adalah pusat perbelanjaan dan perkantoran Green City Square. Memasuki area tempat di mana Gedung Candranaya alias Rumah Mayor ini seperti menjelajah ke dua era. Era di mana Khouw Kim An masih berjaya sebagai Mayor dan masa kini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com