Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KASN Khawatir Revisi UU ASN Bermotif Tidak Baik, Ini Alasannya

Kompas.com - 24/01/2017, 14:31 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Sofian Effendi mensinyalir revisi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara oleh DPR RI dilandasi motif tidak baik.

Pertama, menurut Sofian, adalah menjadikan kepentingan partai politik di pemilihan umum sebagai pertimbangan.

"Motifnya demi pemilihan umum (legislatif/kepala daerah), di mana ada 1,2 juta tenaga honorer masuk," ujar Sofian dalam acara diskusi di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Selasa (24/1/2017).

Revisi UU ASN dapat memuluskan direkrutnya 1,2 juta tenaga honorer pada tingkatan kementerian/lembaga hingga pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

Perekrutan jutaan tenaga honorer itu dapat menjadi "kunci" para wakil rakyat supaya terpilih kembali dalam periode selanjutnya.

Kedua, menurut Sofian, anggota DPR tidak mau kehilangan "sumber pemasukan". Sebab, jika rekrutmen tenaga honorer dilakukan, maka potensi jual-beli jabatan otomatis terbuka lebar.

Temuan KASN untuk jabatan pimpinan tinggi, nilai transaksi jual belinya mencapai Rp 2,9 triliun. Sementara, untuk non jabatan pimpinan tinggi, nilai transaksi jual beli mencapai Rp 33,1 triliun.

"Sebagian uang itu mengalir ke pembuat kebijakan di Senayan. Saya dengar-dengar begitu," ujar Sofian.

Sofian juga melihat ada kerja sama yang baik antara DPR RI dengan pemerintah daerah demi menggolkan revisi UU ASN.

Hal itu diketahui dari asosiasi pemerintah daerah menjadi pihak yang paling mendukung DPR RI revisi UU ASN.

Hal itu disinyalir semakin jelas memperlihatkan legislatif dengan pemerintah daerah tidak mau kehilangan "pemasukan".

"Dengan UU ASN, pemerintah daerah kehilangan 'ATM'-nya. Lalu mereka kerja sama dengan DPR untuk merevisi UU ASN itu," ujar Sofian.

Sofian pun berharap DPR RI tidak jadi merevisi UU ASN yang direncanakan dilaksanakan pada Selasa sore ini.

Kompas TV Kemenpan RB: PNS Hati-hati Terima Bingkisan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com